Monday, December 23, 2024
HomeBerita BaruJatim13 Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Berpotensi Kekeringan

13 Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Berpotensi Kekeringan

Probolinggo, Investigasi.today Sebanyak 13 kecamatan dipetakan berpotensi mengalami kekeringan. Hal ini menyusul puncak musim kemarau di Kabupaten Probolinggo yang diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang. 

Tenaga Teknis Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Probolinggo Silvia Verdiana menjelaskan, beberapa daerah di Kabupaten Probolinggo telah memasuki awal musim kemarau sejak minggu keempat Mei.

Sementara puncak musim kemarau berdasarkan rilis BMKG, diperkirakan terjadi dua bulan setelahnya.

“Berdasarkan perkiraan BMKG, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus. Sementara ada beberapa wilayah yang sudah merasakan dampak musim kemarau pada akhir Mei. Seperti beberapa desa di Kecamatan Tegalsiwalan,” katanya, Minggu (2/7).

Pihaknya pun telah memetakan wilayah yang berpotensi kekeringan. Ada 13 kecamatan yang berpotensi krisis air bersih selama musim kemarau.

Antara lain Kecamatan Bantaran, Gading, Krucil, Kuripan, Lumbang, Sukapura, Sumberasih, Tegalsiwalan, Tongas, dan Wonomerto.

Dua kecamatan di antaranya bahkan sudah mendapat dropping air bersih dan bantuan logistik dari BPBD.

“Ada dua kecamatan yang sudah mendapat dropping air bersih dan bantuan logistik. Yakni, Tegalsiwalan dan Wonomerto. Sementara sebelas kecamatan lainnya terus kami pantau,” ucapnya.

Meski demikian, kecamatan yang masuk daftar potensi kekeringan belum tentu akan benar-benar kekeringan. Namun, memiliki risiko tinggi untuk terjadi.

Begitu pula daerah yang tidak berpotensi kekeringan, juga belum tentu bebas dari risiko kekeringan.

BPBD pun mengimbau masyarakat melakukan mitigasi risiko bencana kekeringan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya, memanfaatkan sumber daya air secara lebih efektif dan efisien.

Tidak lupa juga, Segera melapor pada pemerintah setempat apabila terdapat situasi yang berpotensi terjadi bencana.

“Tidak dapat dipungkiri, ada beberapa penyebab krisis air bersih. Dan saat kemarau dampaknya semakin parah. Untuk menanggulangi hal itu, perlu ada mitigasi bencana kekeringan,” terang Silvia. (Slv)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular