Cirebon, investigasi.today – Sebagian besar petani garam di Cirebon Jawa Barat menghentikan proses produksinya. Hal ini dilakukan karena sejak satu bulan terakhir terjadi cuaca buruk. Akibatnya, harga garam kasar melonjak hingga Rp 2.500 per kilogram, yang semula Rp 300 per kilogram.
Salah seorang petani garam di Cirebon Uci mengatakan, cuaca buruk terjadi selama satu bulan terakhir dengan intensitas hujan yang cukup tinggi.
“Daripada rugi dan gagal panen, lebih baik produksinya berhenti,” katanya, Kamis (10/11).
Bahkan, untuk mengantisipasi hal buruk terjadi kincir angin salah satu alat untuk memproduksi garam dicopot.
“Kalau kami tidak produksi di tambak tidak ada orang, jadi kincirnya dicopot takut hilang,” imbuhnya.
Petani garam lainnya Kasdirah tetap memproduksi garam walaupun hasilnya menurun.
“Cuacanya hujan terus kadang panen seminggu sekali, biasanya tiap hari bisa panen. Panen juga tidak banyak paling satu atau dua karung, biasanya sekali panen bisa 6 sampai 8 kuintal per hari,” ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan garam kasar ke sejumlah daerah ia pun mengeluarkan stok garam di dalam gudang.
“Masih ada stok garam di Gudang, paling sekarang pakai yang itu,” pungkasnya. (Ink)