Gresik, investigasi.today – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggotaholding Pupuk Indonesia berhasil mempertahankanPROPER EMAS yang merupakan penghargaan tertinggidari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dalam pengelolaan lingkungan. Penghargaan diserahkanlangsung oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, KH. Ma’ruf Amin kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi SatriyoAnnurogo disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya di Jakarta, baru-baru ini.
Menteri LHK dalam laporannya menyampaikan bahwaterdapat 51 perusahaan dengan penilaian PROPER peringkat Emas, 170 perusahaan peringkat Hijau, 2.031 perusahaan peringkat Biru, 887 perusahaan peringkatMerah, 2 perusahaan peringkat Hitam, serta 59 perusahaantidak dapat diumumkan karena sedang berproses di DitjenGakkum KLHK dan tidak lagi beroperasi. Penilaiandilakukan oleh Dewan Pertimbangan PROPER yang imparsial, independen, dan beranggotakan dari unsurakademisi dan tokoh masyarakat.
“Adapun variabel penilaian terus berkembang dari waktu kewaktu yang ditetapkan dan disusun secara konseptual,” tandas Menteri LHK.
Sementara, usai menerima penghargaan, Dwi Satriyomenyampaikan bahwa, Petrokimia Gresik menyadari jikalingkungan merupakan instrumen penting bagi perusahaandalam meningkatkan daya saing, apalagi saat ini PetrokimiaGresik bersama Pupuk Indonesia tengah berkompetisimenjadi leader di pasar internasional. Untuk itu, perusahaanterus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaanlingkungan tiap tahunnya yang saat ini telah menjadi isuglobal.
“Perolehan PROPER EMAS juga menjadi bukti jikaPetrokimia Gresik berupaya menyelaraskan pembangunanbisnis dengan kelestarian lingkungan hidup, sehingga dapatmemberikan manfaat bagi masyarakat, tahun ini adalahtahun kedua kami memperoleh PROPER EMAS,” tandasDwi Satriyo.
Ia menambahkan, sesuai arahan Wapres dalam awarding, PROPER mendorong setiap aktivitas bisnis tidak sekadarpemenuhan ketaatan terhadap peraturan lingkungan hidup, tapi menjadi platform bagi praktik bisnis berkelanjutandengan menerapkan prinsip ekonomi hijau. Kriteria penilaianPROPER tiap tahun kian kompleks mengikuti kebutuhandan tuntutan zaman.
Tahun ini penilaiannya sudah mencakup life cycle assessment (LCA) dan pelaksanaan inovasi sosial yang masuk dalam kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan atau beyond compliance. Dalam hal ini, Petrokimia Gresik memiliki inovasiLingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi) yang menjadi salah satu inovasi sosial bagi Petrokimia Gresik.
“Program Literasi Petrokimia Gresik di Lamongan berangkatdari problem lingkungan dari sektor pertanian dan peternakan yang ada di masyarakat, dan saat ini mampumenjadi solusi komprehensif yang menginspirasi dan dapatmemberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Melalui Literasi, lahirlah tabungan limbah ternak, produkmedia tanam, serta kemudahan membayar premi AsuransiUsaha Ternak Sapi (AUTS) yang dapat melindungi usahapeternak dan Asuransi Usaha Tani Jagung (AUTJ). Dimana limbah ternak maupun limbah hasil pertanian jagung yang disetorkan kepada Bank Literasi ditukar dengan rupiah yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi.
Sedangkan tabungan limbah ternak itu sendiri digunakansebagai bahan baku media tanam / pupuk kompos yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura. Selanjutnya, hasil panen dari tanaman hortikultura diolahmenjadi produk jamu dan katering yang dapat dijuallangsung ke konsumen.
Dengan adanya program Literasi, anggota menganggapbeternak sapi bukan lagi sebagai kerja sambilan. Sehinggamereka lebih fokus dalam mengembangkan usaha ini untukpeningkatan kesejahteraan.
Selain itu, green leadership juga menjadi penilaian pada PROPER. Poin ini untuk mengukur komitmen pemimpinperusahaan terhadap pengelolaan lingkungan seperti mini policy.
“Pencapaian PROPER ini memang yang tertinggi, tapiupaya pengelolaan lingkungan bukan berarti berhentisampai di sini. Komitmen ini harus terus ditingkatkan, karenasemakin baik pengelolaan lingkungan hidup sebuahperusahaan, maka semakin banyak dampak positif yang bisa diberikan maupun didapatkan,” tutup Dwi Satriyo. (Adr)