Jakarta, Investigasi.today – PT KAI (Persero) buka suara viralnya aksi pencurian di KA Tawang Jaya Premium relasi Semarang – Pasar Senen, Sabtu (14/10) kemarin. Dalam narasi korban, disebutkan bahwa pihak KAI seolah lamban dalam mengakses CCTV untuk menemukan pelaku.
Menjelaskan hal itu, VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa pihaknya mesti mengecek CCTV secara komprehensif untuk menemukan pelaku. Ia memastikan sudah mengecek CCTV saat kereta berads di Jakarta.
“Namun karena membutuhkan waktu pengamatan lebih lanjut, pemantauan CCTV dilanjutkan ketika KA sudah berada di Semarang,” katanya dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Minggu (15/10).
Dari hasil pengamatan CCTV di dua lokasi itu, Joni mengatakan bahwa petugas keamanan KAI mulai menemukan titik terang kasus pencurian tersebut. Ia memastikan bahwa pelaku sudah teridentifikasi.
“Setelah dilanjut pemeriksaan di Semarang, sudah ada titik terang. Pelaku dapat terlihat di rekaman CCTV dan masih kami dalami,” ungkapnya.
“Selanjutnya kita melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian guna proses penyelidikan lebih lanjut,” pungkas Joni.
Sebelumnya, Viral di media sosial X (Twitter) pencurian terjadi di Kereta Api (KA) Tawang Jaya Premium relasi Semarang Poncol-Pasar Senen, Sabtu (14/10) kemarin. Pencurian itu diungkapkan akun X @goyaaeo yang menyebut kehilangan satu buah iPad dan satu orang lainnya kehilangan laptop.
Berdasarkan kronologis yang beredar dan dibagikan korban, iPad miliknya hilang ketika ia tidur dan disimpan di lantai kereta api.
“Saya menaruh iPad di dalam tas di bawah kaki saya dan sempat saya tinggal tidur. Setelah saya bangun, saya mengecek tas dan iPad saya sudah hilang,” tulis akun X @goyaaeo.
Setelah itu, ia meminta kepada kondektur mengecek CCTV untuk melihat kejadian sebenarnya dari pencurian tersebut. Di saat yang sama, ada korban lain yang juga kehilangan laptopnya dan diganti dengan buku besar.
Namun, kondektur mengatakan bahwa CCTV baru bisa diakses ketika di pemberhentian terakhir, yaitu Stasiun Pasar Senen.
“Setelah berada di tujuan akhir, kami langsung menuju ke kantor dan membuat laporan secara langsung serta laporan melalui telepon ke 121. Laporan memang diterima, tapi ‘janji’ CCTV dapat dibuka setelah kami tiba di tujuan akhir tidak dapat dilaksakan,” ungkapnya. (Slv)