Pengurus BAMAG Gresik saat bertemu dengan pelaku penghentian ibadah Kriten
Gresik, Investigasi.today – Kasus pembubaran ibadah umat kristen yang bertepatan pada peringatan kenaikan Yesus Kristus di Kabupaten Gresik jadi kontroversi dan atensi publik.
Peristiwa itu bermula saat jemaat GPIB Benowo Surabaya menggelar doa bersama di rumah Manurung RT 11 RW 03 Perumahan Cerme Indah (PCI) Rabu 8 Mei 2024.
Kemudian, saat doa bersama, datang pasutri Yoyok dan Yayik bersama seorang laki-laki mendatangi kediaman Hormali Sirait (Manurung). Terjadilah cek-cok sehingga ibadah bubar.
Yang mengherankan, Yayik, merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di SMAN 1 Cerme menjadi tenaga kependidikan administrasi tata usaha (TU).
Kepala Desa Betiting Cerme, Musoli mengatakan, jika permasalahan tersebut merupakan kesalahpahaman antar-warga. Namun, kejadian itu sudah dimediasi oleh pihak terkait.
Warga yang membubarkan, kata Musoli sudah meminta maaf dengan dihadiri pertemuan antara Forkopimcam (Forum Komunikasi Kecamatan) Cerme.
“Sudah kami mediasi, sudah ada kesepakatan damai, kami berupaya memberikan rasa aman nyaman dengan kegiatan umat kristen,” katanya, Senin (13/5/2024).
Musoli berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran sehingga meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Hal ini penting karena agama warga beragam.
“Karena memang beragam, kami juga berharap ini menjadi pembelajaran bersama sehingga tak terulang lagi kejadian seperti ini,” ungkapnya.
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Gresik, Pdt Royke David menyampaikan jika video viral yang menghentikan umat kristen berdoa sangat disayangkan.
“Apalagi, Pak Bupati sering berpesan ke kami untuk menjaga keberagaman dan toleransi,” ujarnya.
Menurut Royke, aksi yang dilakukan oknum warga tersebut masuk ke dalam kategori sangat menggangu, apalagi saat itu jemaat sedang menjalani doa.
Meski melukai umat, secara kelembagaan Bamag Gresik memaafkan dan tak akan melaporkan ke pihak kepolisian. Hal ini untuk menghindari perpecahan.
“Kami tak akan melaporkan kejadian ini ke Polres Gresik, tapi kan ini video yang tersebar sangat viral, ada jutaan penonton, sehingga kami juga tidak tahu kedepan seperti apa karena konten videonya demikian,” ujarnya.
Yayik, warga yang disebut membubarkan peribadatan umat kristen membantah jika kejadian itu mengganggu. “Saya memohon maaf jika memang itu disebut membubarkan ibadah,” terangnya.
Meski sempat ada perselisihan, dia mengungkapkan kejadian tersebut dipicu karena mobil yang diparkir di rumahnya terganggu karena ada tetangga yang ibadah.
“Itu karena mobil saya mau keluar dari parkiran tidak bisa, dan terhalang para jemaat yang sedang ibadah,” ungkapnya menanggapi soal kasus pembubaran ibadah umat kristen di Gresik. (Ink)