Tuesday, August 26, 2025
HomeBerita BaruJatimORI Resmi Dimulai, Wabub Sumenep Ajak Ulama dan Tokoh Masyarakat Kawal Imunisasi

ORI Resmi Dimulai, Wabub Sumenep Ajak Ulama dan Tokoh Masyarakat Kawal Imunisasi

Sumenep, investigasi.today – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep resmi memulai pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) campak, Senin (25/08/2025) yang ditargetkan menyasar lebih dari 74 ribu anak. Berdasarkan pantauan di lapangan, untuk hari pertama imunusasi, tersebut dilaksanakan di TK Rumah Pintar, dengan memprioritaskan anak berusia 9 bulan sampai 7 tahun.

Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim menyampaikan, pihaknya optimistis bahwa capaian vaksinasi bisa menembus 90 persen sesuai target.

Akan tetapi, dirinya menekankan bahwa, dalam mencapai target tersebut Pemkab Sumenep juga memerlukan dukungan dan kolaborasi dari seluruh pihak, termasuk tokoh masyarakat, alim ulama, orang tua, guru dan lainnya, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya imunisasi. 

“Kami optimistis target ini bisa tercapai. Tapi dengan catatan, para tokoh masyarakat, para tokoh dan para ulama dan semua yang ada ikut serta memberikan respon positif terhadap program di beberapa pemerintah ini demi masa depan anak diri kita,” ujar Imam Hasyim. 

Menurutnya, kasus campak yang terus meningkat menjadi alasan utama mengapa imunisasi massal tersebut, tidak boleh diabaikan. Data pemerintah daerah mencatat, sejak Februari hingga Agustus 2025, lebih dari 2.000 anak di Sumenep terserang campak. Bahkan, 17 di antaranya meninggal dunia.

“Karena kalau tidak, ini akan lebih menyebar kepada anak-anak kita suatu penyakit yang bernama campak ini akan lebih fatal untuk masa selanjutnya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Ellya Fardasah, menegaskan pelaksanaan ORI akan berlangsung selama dua minggu ke depan. Dari total sasaran, minimal 90 persen anak harus berhasil divaksin agar program tersebut dinyatakan sukses.

Kendati demikian, jika dalam dua minggu masih ada masyarakat yang tidak divaksin, maka pihaknya akan melakukan penyisiran tambahan selama satu minggu, dengan salah satunya mengunjungi langsung warga yang belum diimunisasi. 

“Setelah dua minggu kita nanti evaluasi apabila ada yang masih belum tercapai, itu kita lakukan penyisiran selama seminggu. Itu sudah sesuai dengan petunjuknya,” jelas Ellya.

Ia menambahkan, hingga 24 Agustus 2025, tercatat 2.105 kasus suspek campak dengan 17 pasien meninggal. Dengan angka yang terus meningkat, vaksinasi massal disebut sebagai upaya paling efektif untuk mencegah meluasnya penularan.

“Dua minggu itu kita lakukan pada semua sasaran, ini akan memutus rantai transmisi penularan. Jadi salah satu pemutusan transmisi penularan adalah melalui inisiasi,” pungkasnya. (Widodo)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular