
Sidoarjo, investigasi.today – Banyaknya warga yang membawa spanduk menghentikan para pekerja yang ada di Desa Tebel, Kecamatan Gedangan,mereka kembali mendatangi proyek pembangunan jalan Desa Tebel menuju Desa Punggul, Rabu (29/11/2017).
Kemarahan warga yang keberatan lantaran menduga ada pengalihan proyek pembangunan jalan senilai Rp 282,7 juta ini, warga akhirnya menghentikan para pekerja.
Saat tim investigasi menemui Sayuti (43) , dia mengatakan kalau aksi tersebut merupakan kedua kalinya, pertama pada Jumat (24/11) lalu.
:Memang sempat berhenti tapi kok kemudian para pekerja proyek itu kembali melakukan aktifitasnya,” ucapnya.
Bahkan spanduk yang sudah kami pasang juga sudah dilepas. Akhirnya tadi kami pasang lagi,sesuai dengan yang tertulis di spanduk, ia menduga terjadi pengalihan lokasi proyek peningkatan jalan. Seharusnya biaya APBD tahun 2017 itu untuk peningkatan jalan mulai RT 05, RW 06 sampai RT 04, RW 07 agar tidak banjir. Tapi dialihkan untuk pembangunan jalan tembus yang ada di tengah area persawahan itu.
Sayuti menegaskan pekerjaan itu tidak sesuai dengan papan proyeknya. “Toh juga buat apa membangun jalan hanya separuh yang belum tembus dengan Desa Punggul, kan belum ada persetujuan desa Punggul. Karena jalan itu juga lurus dengan rumah warga Pungggul. Artinya masih terkendala pembebasan lahan nantinya,“Kami menduga ada permainan dari perangkat Desa Tebel.
“Sudah jelas di papan proyek untuk peningkatan jalan bukan untuk pembangunan baru,”Terangnya.
Sayuti juga mengatakan,”selama ini tidak ada sosialisasi dari perangkat desa,kalau ada pembicaraan pasti kita tahu maksudnya bagaimana.
Mengenai pro kontra pembangunan jalan tembus dari Desa Tebel ke Desa Punggul, warga dekat lokasi proyek yang namanya gak mau di korankan mengatakan sangat senang dengan terealisasi pembangunan jalan tersebut, Dari satu sisi lainnya menolak dengan alasan di duga terjadi pengalihan lahan proyek pembangunan jalan tersebut.
Sementara Kades Tebel, Triyono saat di temui di kantornya mengaku tidak tahu apa yang diinginkan warganya. “Saya tidak tahu maksudnya warga bagaimana kok tiba-tiba menghentikan proyek tersebut”, katanya.
“Proyek itu pengajuanya tahun 2015 dan bisa terialisasi tahun ini 2017, dan titik lokasinya ada di situ sesuai dengan gambar, kalau memang di hentikan alasannya apa, ayo kita rundingkan dengan baik – baik biar tahu semua permasalahan,” pungkasnya(Ryo/mj/yut).


