Sidoarjo, investigasi.today –
Dengan adanya dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades Desa Sidodadi Kecamatan Candi, salah satu calon dengan nomor urut 2, M. Nasrullah bersama tim suksesnya dan BPD melaporkan ke pihak yang berwajib yakni Camat dan Polsek. Kamis (15/03/2018).
Hal ini berdasarkan atas data yang ada di lapangan, banyak ditemukan kejanggalan atas Daftar Pemilih Tetap (DPT) warga Desa Sidodadi. “Saya merasa keberatan dengan adanya ketidakadilan yang dilakukan Panitia Pilkades Desa Sidodadi” kata Nasrullah kepada Media INVESTIGASI.
Menurutnya, tata tertib pilkades untuk penetapan dan pengesahan DPT semestinya kedua calon Kepala Desa di undang bersama teman suksesnya, untuk rapat terbuka. Namun, pihak panitia melakukan kecurangan dengan hanya mengundang calon dan anggota BPD saja. “Saat rapat ada tamu tidak diundang hadir, dan panitia membiarkan atau menegur tamu tersebut. Bahkan ketua panitia mengatakan, ketua panitia dan panitia jangan diintervensi” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, telah terjadi penggelapan suara DPT diantaranya yang ada di Dusun Balun dengan jumlah 47 pemilih yang tidak masuk DPT, di Dusun Jambe ada 12 pemilih dan di Dusun Sudo 9 pemilih. “Semua itu sudah saya teliti bersama tim sukses saya, dan saya laporkan ke Camat dan Polsek” tegasnya.
Sekitar pukul 11.20 WIB, Nasrullah bersama tim sukses dan BPD tiba di kantor Kecamatan Candi. Namun, Camat Candi sedang berada di luar dan di arahkan ke Satpol-PP Kecamatan. “Intinya sudah saya laporkan ke Kecamatan, kita tunggu hasilnya seperti apa” ucapnya.
Setelah dari Kecamatan, berlanjut ke Polsek Candi. Dari Polsek inilah, Nasrullah bersama tim suksesnya dan BPD merasa kecewa. Pihak Polsek beranggapan kurangnya bukti, dan akan berkoordinasi dengan pihak Forkopimka. “Polsek mengatakan unsur pidananya dimana, dan Polsek harus mengetahui unsur pidananya ada atau tidak” tuturnya dengan nada kecewa.
Dirinya mengatakan, pihaknya akan tetap meminta dan mencari keadilan. Karena sudah jelas, panitia pilkades sudah melakukan kecurangan, penyusutan dan penggelapan data DPT yang menjadi acuan untuk Pilleg, Pilgub dan Pilpres nantinya, dan itu sangat riskan sekali. “Siapa yang akan mengawal pilkades ini”, pungkasnya.(YUT/GISO)