Monday, December 23, 2024
HomeBerita BaruJatimTradisi Unik, Pemberian dan Penyaluran Zakat Fitrah Ala Keraton Sumenep

Tradisi Unik, Pemberian dan Penyaluran Zakat Fitrah Ala Keraton Sumenep


Teks foto ; kirab pemerahan zakat fitrah ala keraton Sumenep

SUMENEP, Investigasi.today – Pelaksanaan penyerahan amil zakat Fitrah ala Keraton oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur kepada takmir masjid Agung Jamik yang selanjutnya disalurkan pada masyarakat dan warga yang kurang mampu berjalan lancar, Senin (11/6).

Proses pelaksanaan dan penyerahan dengan cara adat istiadat ini cukup unik, para pejabat mengenakan pakaian adat.

Penyaluran zakat fitrah dari para pejabat itu terlebih dahulu dikumpulkan di pendopo Agung Keraton Sumenep jalan Dr Soetomo Kelurahan Pajagalan Kabupaten Sumenep.

Penyerahan pertama Zakat Fitrah dari Bapak Bupati Dr. KH.A. Busyro Karim , M.Si beserta keluarganya dan Doa dipandu oleh seorang ustadz dengan menggunakan Bahasa Madura halus ala Keraton Sumenep.

Setelah selesai didoakan Zakat Fitrah tersebut dibawah keluar oleh pasukan keraton dengan melewati pintu Agung Keraton Sumenep yang di Sebut pintu misem (Labang misem) dan diarak menuju masjid Agung Jamik sumenep Yang letaknya hanya beberapa ratus meter saja dari Keraton Pendopo Agung Sumenep.

Pada kirab tersebut Bupati Dr KH.A. Busyro Karim.M.Si menggambarkan seorang raja yang berjalan dengan di payungi Cendi Emas dan diiringi oleh Wakil Bupati Akhmad Fauzi sebagai gusti patih, serta Sekda sebagai orang jaga karsa dan santana bangsawan.


Teks foto : semua peserta kirab menggunakan pakaian adat keraton

Pelaksanaan penyaluran dan penyerahan zakat fitrah keluarga keraton Sumenep pada pada pihak takmir Masjid Agung Jamik Sumenep persis seperti tempo dulu.

Acara ini untuk pertama kalinya digelar oleh pemerintah Kabupaten Sumenep yang bekerja sama dengan keluarga keraton Panembahan Sumolo dan Dinas terkait, seperti Dinas sosial dan lembaga yayasan Panembahan Sumolo dan semua OPD dan forum camat serta para pejabat .

Penembahan Sumolo merupakan Raja yang berkuasa pada tahun 1762 – 1811 Masehi sekitar 207 tahun yang lalu. Tradisi ini terus berlanjut pada jaman Sultan Abdur Rahman dan pada masa Adi Prabu Winoto pada tahun 1929 Masehi yang merupakan masa terakhir adat yang digunakan oleh Keraton Sumenep.

Bupati Sumenep Dr. KH.A. Busyro Karim MSi dalam sambutannya mengatakan “acara ini terselenggara untuk pertama kalinya dan ini merupakan agenda pemerintah Sumenep untuk tahun berikutnya dan harus lebih meriah lagi,” ujarnya.

“Budaya dan adat istiadat keraton Sumenep harus dihidupkan kembali, seperti Raja Bintara Saod atau Raden Tumenggung Tirto Negoro dan putranya Panembahan Sumolo serta jaman kesultanan Abdur Rahman,” tandasnya.

Saat ini pemerintahan Busyro Karim terus menggali budaya dan tradisi adat istiadat keraton jaman dulu untuk dihidupkan kembali dan ditampilkan dalam Visit Sumenep tahun 2018. (Fathor)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular