Surabaya, investigasi.today – Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang memilki 463 pulau dengan pulau yang berpenghuni sebanyak 48 pulau. Seperti pada daerah kepulauan lainnya, masalah distribusi bahan bakar minyak yang masih sulit ke pulau-pulau yang tersebar adalah salah satu tantangan bagi pemerintah daerah setempat.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Dr H Erzaldi Rosman SE MM dalam kunjungannya ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (22/6), mengatakan bahwa setiap harinya nelayan dari pulau besar Bangka dan Belitung membawa bahan bakar minyak ke pulau-pulau kecil yang ada, kemudian menjualnya lagi di sana. Hal itu mengakibatkan harga bahan bakar minyak di sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) masih terbilang cukup mahal.
Oleh karena itu, dalam kunjungannya ke ITS ini salah satunya adalah untuk meninjau peluang-peluang kerja sama yang bisa dijalin antara Provinsi Babel dengan ITS. Sebagian besar masyarakat Provinsi Babel berprofesi sebagai nelayan, tentunya persoalan bahan bakar yang masih mahal menjadi problematik yang cukup serius.
Salah satu yang ingin kami kerjasamakan adalah bagaimana nelayan ini kapalnya bisa dioperasikan lebih efisien dan pulau-pulau mereka butuh energi pengganti untuk minyaknya, saya rasa motor listrik, mobil listrik dan perahu listrik itu yang kami butuhkan, ujar mantan Bupati Bangka Tengah ini dalam pertemuan yang dihadiri juga oleh General Manager PT PLN Wilayah Bangka Belitung di Rektorat ITS.
Ia mengatakan, solusi terbaik untuk Provinsi Babel adalah mengembangkan inovasi transportasi yang semula berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik. Hal itu didukung dengan data dari PLN yang mengatakan bahwa pasokan listrik di Babel mengalami surplus atau kelebihan produksi.
Kebutuhan Provinsi Babel akan transportasi bertenaga listrik ini senada dengan riset dan produksi yang telah dilakukan oleh ITS. Di mana, ITS sudah dapat memproduksi motor dan mobil listrik, sehingga bukan hal yang tidak mungkin untuk memproduksi perahu listrik juga. Hal itu ditegaskan oleh tim dari National Ship Design and Engineering (Nasdec) atau UPT Desain dan Rekayasa Kapal Nasional ITS yang turut hadir dalam acara diskusi tersebut.
Pengembangan transportasi bertenaga listrik di daerah tempat novelis Andrea Hirata lahir itu, bukan menjadi hal yang tidak mungkin. Erzaldi menjelaskan, selama ini pertambangan timah di wilayahnya menghasilkan juga 17 mineral ikutan. Contoh dari 17 mineral ikutan tersebut adalah lithium, zikron dan torium.
Seperti yang diketahui, lithium merupakan bahan baku untuk pembuatan baterai listrik. Sehingga hal tersebut nantinya bisa dimanfaatkan. Karena selama ini 17 mineral ikutan tersebut dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan diekspor ke Tiongkok. Hal itu sangat disayangkan. “Untuk masalah ini kami juga sudah membuat turunan Perda (Peraturan Daerah, red) pertambangan dan bulan depan sudah clear, tutur pria yang juga pernah menjabat Wali Kota Bangka Belitung sebanyak dua periode ini.
Ia meyakini jika kerja sama ini dapat terjalin dengan ITS, maka segala kelebihan sumber daya alam yang ada di wilayahnya dapat dimanfaatkan lebih maksimal dan untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Babel, terutama untuk nelayan dan wisatawan di sana.
Menanggapi hal itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD mengatakan, ini merupakan langkah yang baik untuk menjalin kerja sama dengan wilayah Indonesia bagian barat. Karena selama ini kerja sama ITS kebanyakan terjalin dengan wilayah Indonesia timur. Ini kehormatan dan kebanggaan bagi kami bisa memberi sumbangsih dan ikut menyukseskan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai institusi pendidikan itu juga menjadi bagian dari tanggungjawab kita bersama, ujarnya.
Ia juga menyatakan ITS sangat siap untuk bergerak dan bekerja cepat untuk menanggapi keinginan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tersebut yang ingin kerja sama ini agar cepat terealisasi.
Erzaldi menargetkan pada 2 Juli nanti pihaknya akan mengajak perwakilan antara lain dari Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Pertambangan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Disperindag Bangka Belitung akan kembali berkunjung ke ITS untuk membahas lebih detail kerja sama yang ada dan kemudian mengarah pada dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Sebelum adanya wacana ini, ITS sudah terlebih dahulu menjalin kerja sama dengan PLN. “Kami juga sudah melakukan survei langsung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memetakan kebutuhan masyarakat yang ada di sana, sehingga keinginan Pak Gubernur (Babel, red) yang ingin bergerak cepat ini, kami telah siap, ujar Guru Besar Teknik Lingkungan tersebut.
Pria yang kerap dipanggil Prof Joni ini menambahkan, seperti pada pemaparan tim Nasdec ITS diketahui ternyata masyarakat nelayan di Provinsi Babel lebih menyukai perahu yang terbuat dari bambu atau kayu daripada dari fiber. Untuk itu, Nasdec ITS juga telah menyiapkan desain kapal bamboo laminasi yang siap diproduksi jika kerja sama ini nantinya sudah terjalin.
Kerja sama antara Provinsi Babel ini tidak hanya berhenti di pengembangan transportasi bertenaga listrik saja, enam riset unggulan ITS yaitu di bidang Kemaritiman, Efisiensi Energi, Bidang Permukiman dan Lingkungan, ICT Information, Nano Teknologi dan Disaster Management nantinya juga akan dimaksimalkan oleh Provinsi Babel.
Selain motor listrik ini, yang ingin cepat kami kerja samakan dengan ITS juga adalah permasalahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir, red), agar bisa dimanfaatkan juga menjadi energi terbarukan, kata orang nomor satu di Bangka Belitung yang juga pernah mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Kementerian Perhubungan RI ini.
Pada diskusi yang berkembang pagi itu, Erzaldi juga menginginkan adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah kepemimpinannya untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di ITS ketika MoU sudah terjalin nantinya. (salvado)