Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang AKBP Bambang Sugiharto
MALANG, Investigasi.Today – Kalangan pemuda, anak jalanan dan anak punk hingga masyarakat kawasan urban yang berada di Jawa Timur mulai terjangkit fenomena mabuk pembalut.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, AKBP Bambang Sugiharto bahwa mabuk rendaman pembalut menjadi alternatif pengguna narkotika, mereka terpengaruh informasi yang beredar dan ingin merasakan sensasi.
“Karena mahalnya psikotropika ( pil koplo, komik, aprazolam dan sejenisnya ) para pengguna narkotika mencari alternatif lain yang paling murah, praktis dan gampang meraciknya tapi penuh sensasi,” ungkap Bambang, Rabu (14/11).
Bambang menambahkan “pemakaian lem untuk mabuk sudah tidak terjangkau karena harganya sudah mahal. Kemudian mereka mencari eksperimen baru, yakni mabuk pembalut wanita, pampers atau holi linier yang didalamnya ada kandungan gel. Kemudian gel diambil dan direbus, setelah dingin baru diminum,” paparnya.
“Untuk mengantisipasi maraknya mabuk pembalut, perlu dilakukan edukasi atau penyuluhan. Sebab sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kanker. Dan BNN siap merehabilitasi para pecandu rendaman pembalut,” tandas Bambang.
“Fenomena mabuk pembalut yang awalnya dari Jabar sudah masuk ke Jateng. Menurut informasi petugas di lapangan pergerakannya terlihat di Pantura, Purwodadi, Kudus, Rembang, Pati, Semarang bagian timur. Kemungkinan sudah melintas ke daerah Jawa Timur, dan kita semua harus mengambil langkah untuk menghadang,” pungkasnya. (Ink/utsman)
