Prabowo Subianto saat menyampaikan kritik terkait publikasi 212
JAKARTA, Investigasi.Today – Pasca Reuni 212 di Monas Jakarta, Calon Presiden Urutan 2 Prabowo Subianto yang juga mantan Danjen Kopasus di era Orde Baru itu naik pitam pada Jurnalis Indonesia karena minimnya media yang mempublikasikan acara tersebut.
Prabowo menuding pemberitaan disebagian besar media memublikasikan berita bohong dan Ia mengajak publik agar tak usah lagi menghormati jurnalis yang bekerja mewartakan berita.
“Pers ya terus terang saja banyak bohongnya dari benarnya. Setiap hari ada kira-kira lima sampai delapan koran yang datang ke tempat saya. Saya mau lihat bohong apalagi nih,” kata Prabowo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (5/12) kemarin.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menuding jurnalis dan media bagian dari antek-antek yang ingin menghancurkan demokrasi di Indonesia. Prabowo menuding sikap media yang tidak memberitakan acara reuni 212 tak objektif.
“Boleh kau cetak ke sini dan ke sana, saya tidak mengakui Anda sebagai jurnalis. Enggak usah saya sarankan kalian hormat sama mereka lagi, mereka hanya anteknya orang yang ingin menghancurkan Republik Indonesia,” ucap Prabowo.
Suasana reuni 212
Terkait hal ini, Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Dr. Suriyanto PD., SH., MH., M.Kn mengatakan “212 sudah berlalu dan menyisakan perdebatan banyak pihak.
Ada yang pro dan ada yang kontra, karena reuni ini dilangsungkan menjelang pilpres,” ujarnya kepada Investigasi.Today, Kamis (6/12).
Suriyanto menambahkan “ tak perlu diperdebatkan lagi, apalagi sampai marah-marah. Tentang diliput atau tidak, diberitakan atau tidak itu hal biasa. Krena perbuatan baik tak selamanya harus dipublikasikan,” ungkapnya.
“Acara reuni 212 merupakan Doa kepada Allah untuk kebaikan bangsa dan umat Islam khususnya serta semua umat bangsa ini. Tidak ada hal yang perlu diperdebatkan dan dimarahkan. Allah yang maha tau seisi bumi ini yang menilai, bukan umat ciptaan nya,” pungkasnya.
Kemarahan yang disampaikan Prabowo Subianto tersebut menuai polemik pro kontra di masyarakat. Sangat ramai diperbincangkan, apalagi di media sosial. (Ink/utsman)