
Jakarta, Investigasi.today – Pertemuan Jokowi dan Prabowo mendapat apresiasi dari banyak pihak dan menyenangkan berbagai kalangan, terutama rakyat Indonesia. PDIP menilai setelah pertemuan ini, akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dan akan kelihatan siapa-siapa yang selama ini bermain di air keruh.
Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira menyampaikan momen penting yang ditunggu-tunggu rakyat akhirnya datang dan pertemuan tersebut mempunyai banyak arti. Diantaranya;
Pertama, pertemuan ini menunjukkan sikap negarawan dari kedua tokoh ini, sekaligus menjadi pendidikan politik yang baik untuk bangsa Indonesia. Meski pernah berkompetisi yang ‘panas’ sekalipun, mereka berjabat dan kembali mengeratkan tali silaturahim anak bangsa.

Kedua, Jokowi -Prabowo sama-sama berjiwa egaliter yang merakyat, karena memilih tempat pertemuan yang terbilang unik dan netral. Yakni Stasiun MRT adalah yang merupakan tempat umum dan sarana publik, jadi tidak ada pembicaraan yang sifatnya rahasia.
“Pertemuan di tempat umum seperti ini, sekaligus menepis anggapan dan semua isu yang berkembang selama ini. Bahwa pilpres ini harus diakhiri dengan rekonsiliasi bagi-bagi kursi di pemerintahan,” ungkap Andreas, Sabtu (13/7).

Ketiga, pertemuan kedua tokoh ini juga menyatakan bahwa urusan pilpres sudah selesai. Semua harus kembali hidup rukun sebagai anak bangsa karena Jokowi dan Prabowo sama-sama sepakat agar seluruh warga besatu, tidak ada lagi istilah 01-02 atau cebong-kampret.
“Seperti yang dikatakan Prabowo tdak ada lagi cebong dan kampret, yang ada hanya merah putih dan Garuda Pancasila. Jika masih ada yang bermain di air keruh dan memanfaatkan agenda pilpres ini untuk memecah belah bangsa Indonesia, akan kelihatan jelas,” tandasnya.
Sementara itu, juru bicara PA 212 Novel Bamukmin menegaskan bahwa PA 212 sudah tak lagi bersama Prabowo-Sandi atau BPN-nya. PA 212 sudah kembali kepada khitoh semula, melawan kecurangan dan akan meneruskan perjuangan mereka.
“Sepakat akhiri cebong dan kampret itu istilah buat Prabowo sendiri, kami bukan bagian dari apa yang Prabowo atau Jokowi sebut. Karena bagi kami, perjalanan perjuangan ini harus berlanjut,” ungkapnya dihadapan wartawan, Sabtu (13/7).
Novel menambahkan pihaknya akan tetap menunggu arahan dari Habib Rizieq dan ulama. “PA 212 akan tetap berada di barisan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab,” tegasnya. (Ink)