
Blitar, investigasi.today – Kerupuk puli produksi narapidana Lapas Blitar diekspor ke Hong Kong untuk pertama kalinya. Ada sekitar 20 dus kerupuk puli yang akan dikirim ke Hong Kong.
Warga binaan dipastikan tetap mendapat keuntungan melalui produksi kerupuk puli yang telah berhasil diekspor tersebut.
“Sesuai dengan agenda hari ini, kami melakukan kerjasama dengan pihak ketiga terkait pengiriman atau ekspor kerupuk puli. Kerupuk puli ini adalah hasil produksi warga binaan lapas Blitar,” kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari, Selasa (24/1).
Imam menyebutkan ekspor produk buatan warga binaan baru pertama kali dilakukan. Khususnya untuk produk kerupuk puli tersebut.
“Saat ini jumlahnya masih sedikit yang diekspor, karena memang baru pertama kalinya. Sekitar 20 dus, atau sekitar 35 pcs per dusnya. Semua akan dikirim ke Hong Kong,” terangnya.
Dia memastikan warga binaan tetap mendapat keuntungan alias upah melalui produksi kerupuk puli tersebut. Warga binaan akan mendapat premi dan uangnya akan diberikan setelah masa tahanan selesai.
“Pasti akan tetap dapat upah, tapi akan dicatat atau ditabung dulu. Baru setelah itu akan diberikan setelah bebas. Semoga ini (ekspor kerupuk puli) bisa makin banyak lagi,” imbuhnya.
Salah seorang warga binaan, Markus Permadi (34) mengaku senang bisa memproduksi kerupuk puli. Dia memproduksi kerupuk puli cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja.
Dalam sehari, kelompok warga binaan bisa memproduksi sekitar 9 kg beras.
“Awalnya ikut bimbingan kerja, terus produksi dengan teman-teman binaan. Senang karena bisa buat kerupuk puli sampai dikirim ke Hong Kong,” ujarnya.
Tahanan kasus narkoba itu juga mengatakan semakin semangat memproduksi kerupuk puli karena bisa mendapat upah. Upah itu ditabung dan bisa diambil saat bebas atau keluar dari lapas.
“Iya dapat upah, bisa ditabung. Di sini sudah 20 bulan, semoga tahun depan bisa bebas. Mungkin bisa meneruskan usaha ini karena sudah bisa produksi sendiri,” pungkas warga Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. (Mk)