
BANYUWANGI, Investigasi.today – Salah seorang wali murid SMAN 1 Bangorejo akrab disapa Danis beralamat di Dusun Ringinmulyo Rt 04 Rw 03 Desa Ringintelu Kecamatan Bangorejo merupakan kakak kandung dari Anan Abimanyu yang duduk di bangku kelas XI di SMAN 1 Bangorejo dengan jumlah anak didik sekitar 700 murid terletak di Desa Kebondalem Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi “Menjerit” pasalnya biaya di Sekolah tersebut dinilai terlalu Mahal/Besar.
“Kami sangat keberatan karena biaya di sekolah tersebut terlalu mahal/besar sedangkan orang tua kami cuma bekerja sebagai tukang kayu dengan penghasilan yang serba pas – pasan”, ujar Danis.
“Jumlah total tagihan kelas X Rp 6.030.000 untuk biaya ; Sumbangan Pendidikan, Buku, Sumbangan pengembangan sekolah, HUT RI, PHBA, Gurban, Map/Sampul report dan total tagihan kelas XI Rp 2.900.000 untuk biaya Sumbangan Pendidikan, Buku kerja sekolah, HUT RI, PHBA, PHBN, Harjaba, Studi Tiru jadi total keseluruhan kelas X dan kelas XI sekitar Rp 8.930.000 dan sudah kami bayar Rp 1 Juta “, Ungkap Danis.
“Biaya di sekolah tersebut berbentuk sumbangan tapi besarnya ditentukan dan saya sudah berkali – kali menemui pihak sekolah tapi hingga kini belum ada kejelasan namun saya tetap berharap walaupun ada biaya tapi ringan dan sewajarnya “, kata Danis.

Ketika ditemui Kepala sekolah SMAN 1 Bangorejo, Suprijanto menerangkan, ” Kami sebenarnya fleksibel, Bila ada yang merasa tidak mampu enggak apa – apa yang penting anak tetap sekolah jadi prinsipnya kami tidak pernah menyulitkan siswa”, katanya.
Terkait dengan Buku/lembar kerja sekolah, Sumbangan Pendidikan maupun Studi Tiru Suprijanto juga menjelaskan “Buku /Lembar kerja sekolah biayanya setahun sekali yang menyediakan koperasi untuk melengkapi tugas anak -anak, Buku dari perpustakaan yang dipinjamkan juga ada”, ujarnya.
“Sumbangan Pendidikan maupun Sumbangan pengembangan sekolah merupakan kesepakatan antara wali murid dengan Komite sekolah. Sumbangan pengembangan sekolah memang dibutuhkan daripada sewa tempat untuk kegiatan seperti pertemuan maupun kegiatan siswa yang lain “, tambah Suprijanto.
“Studi Tiru ke Jogjakarta selama Dua hari banyak anak yang tidak ikut karena pihak sekolah juga tidak mewajibkan murid untuk ikut dan Bila ada kendala terkait dengan pembiayaan pihak wali murid bisa komunikasi mencari solusi dengan pihak sekolah serta Komite “, terang Suprijanto. (Widodo)