Gresik, Investigasi.today – Seratus hari bukan waktu yang panjang, namun cukup untuk membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai sejak hari pertama. Hal ini tersirat dalam sebuah talkshow podcast yang diselenggarakan di Ruang Command Center, Senin (14/07).
Wakil Bupati Gresik dr. Asluchul Alif, tampil bukan sekadar sebagai pejabat publik, melainkan sebagai penyampai cerita kemajuan tentang Gresik yang sedang bergerak maju, satu langkah demi satu langkah.
Talkshow ini bukan sekadar obrolan santai. Di balik perbincangan yang mengalir, Wakil Bupati menyampaikan pencapaian konkret selama 100 hari pertama masa kepemimpinannya bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Beberapa data langsung mencuri perhatian: capaian beasiswa mahasiswa produktif mencapai 115%, rehabilitasi ruang kelas dasar menembus 120%, bahkan progres tanggul dan normalisasi Kali Lamong tembus di angka 197%.
“Masyarakat bisa membedakan antara prestasi dan sensasi, niat baik atau hanya niat viral. Saya dan pak bupati menegaskan bahwa kami bekerja secara langsung. Kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa kita bekerja sesuai dengan program yang sudah ditetapkan,” tegas Wabup Alif.
Lebih lanjut, ia juga mengupas arah pembangunan Gresik yang bertumpu pada sembilan Nawakarsa (sembilan pilar pembangunan) yang menjadi kompas arah kebijakan daerah. Mulai dari Gresik Cemerlang untuk pendidikan, Gresik Tuntas yang mendorong tata kelola digital, hingga Pesona Gresik yang menitikberatkan pada kelestarian lingkungan dan pariwisata. Semua tersusun sebagai fondasi jangka panjang Gresik yang lebih inklusif dan berdaya saing.
Salah satu sorotan utama dalam talkshow ini adalah peluncuran kanal pengaduan digital berbasis WhatsApp bernama Lapor Gus di nomor 0812-3225-4001. Kanal ini menjadi bentuk nyata dari semangat transparansi dan keterbukaan pemerintah terhadap aspirasi warganya.
“Lewat gawai, warga bisa bertanya, menyampaikan keluhan, atau memberikan saran. Mudah, cepat, dan bisa dipantau progresnya,” terang Wabup Alif.
“Kami pastikan semua laporan yang masuk akan ditindaklanjuti. Tidak ada istilah ‘dimusuhi’ karena melapor. Justru kami berterima kasih,” tambahnya.
Wabup Alif juga menegaskan perbedaan antara kanal pengaduan WhatsApp Lapor Gus dengan Call Center 112. Laporan darurat seperti kebakaran, kecelakaan, atau kejadian yang mengancam nyawa harus masuk melalui 112, yang aktif 24 jam dan bebas pulsa.
Sementara Lapor Gus lebih diperuntukkan bagi laporan non-darurat seperti infrastruktur, pelayanan publik, atau saran kebijakan. Namun, ini tidak serta merta memberikan batasan kepada masyarakat dalam menggunakan kanal-kanal pengaduan tersebut.
Menutup talkshow, Wabup Alif mengajak seluruh warga untuk tidak hanya menjadi penonton, tapi ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
“Kalau semua bergerak bersama, warga menyuarakan, pemerintah mendengar dan bertindak. Maka Gresik Tuntas bukan sekadar visi, tapi kenyataan yang bisa dirasakan,” pungkasnya. (Ink)