Teks foto ; Muadji (62) saat keliling berjualan susu
SIDOARJO, Investigasi.Today – Jerih payah Muadji (62) berjualan susu sapi segar keliling selama bertahun-tahun akhirnya berbuah manis. Ia bisa menunaikan rukun Islam kelima bersama sang istri, Cholifah (59).
Muadji mengaku sudah begitu lama merindukan Kabah. “Keinginan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci itu sudah sejak 20 tahun yang lalu.
Awalnya Muadji tak bisa berharap banyak mengingat hidupnya hanya bergantung pada hasil berjualan susu sapi segar saja.
Berbekal sepeda motor, Muadji telaten berkeliling dari kampung ke kampung di sepanjang Gedangan hingga Buduran. Dalam sehari, ia mampu menjual 30-45 liter yang dikemas dalam plastik.
“Keuntungan dari penjualan susu sapi ini tidak banyak, hanya Rp 30 ribu sampai Rp 45 ribu perhari,” ungkapnya.
Kendati demikian, warga Jalan Citra Kancil RT 4 Rw 1, Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo itu pun mulai merajut mimpinya dengan menyisihkan hasil penjualannya sedikit demi sedikit.
Teks foto ; Muadji siap berangkat ke Mekkah
Dalam sehari, Muadji menyisihkan Rp 10.000. “Dengan kesepakatan istri akhirnya setiap hari menyisihkan Rp 10 ribu dari keuntungan menjual susu,” lanjutnya.
Beruntungnya Muadji, di tahun 2006, ia mendapatkan modal untuk mendaftar sebagai calon jemaah haji dari arisan. Setelah ditambahkan hasil tabungannya, ia pun bisa pergi bersama sang istri menjadi tamu Allah.
Setelah itu, Muadji semakin giat untuk menabung. “Alhamdulillah dengan pertolongan Allah ternyata bisa berangkat ke tanah suci. Apalagi setelah menunggu selama 12 tahun, baru tahun 2018 terlaksana,” ujarnya.
Di sela-sela berjualan, Muadji tak pernah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai imam di musala Baitul Amin yang tak jauh dari rumahnya. Bapak dua anak ini juga mengaku tak pernah meninggalkan puasa Senin-Kamis dan salat malam.
Di usianya yang tak lagi muda, Muadji mengaku juga mempersiapkan fisiknya secara khusus agar mampu menyelesaikan ibadah haji dengan sempurna. Tiap pagi, usai menunaikan salat Subuh, Muadji menyempatkan untuk lari pagi selama 15 menit berkeliling kampung.
“Istri saya Insya Allah kuat karena setiap pagi ke sawah pulang siang. Kemudian habis sholat Ashar ke sawah lagi,” tutupnya.
Muadji dan Cholifah dijadwalkan berangkat pada tanggal 10 Agustus mendatang dari kloter 64 embarkasi Surabaya.(aria)