Gresik, investigasi.today – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mengambil langkah aktif dalam mendukung upaya dekarbonisasi yang saat ini menjadi isu global. Petrokimia Gresik melalui program transisi energi tahun 2024-2030 optimistis mampu mengurangi emisi yang dihasilkan dari proses produksi. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo saat menjadi salah satu pembicara pada Conference of the Parties 29 (COP29) di Baku, Azerbaijan, Selasa (19/11/2024).
“Petrokimia Gresik telah lama menggencarkan program dekarbonisasi sebagai komitmen untuk mendukung Pupuk Indonesia menjadi leader dalam industri hijau, serta menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional sekaligus mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060. Strategi ini kami perkuat melalui program transisi energi di tahun 2024 hingga 2030 sehingga mampu mengurangi emisi karbon dalam jumlah yang besar,” ujar Dwi Satriyo saat berbicara dengan topik “Technologies, Strategies, and Best Practices in Minimizing Carbon Footprint.”
Adapun transisi energi yang dijalankan Petrokimia Gresik di tahun 2024 ini, lanjutnya, ada pada penggantian Furnace dan Burner System di Pabrik Phonska V. Sumber energi di fasilitas ini yang semula menggunakan batubara, sekarang sudah beralih ke gas alam.Â
Berikutnya, Petrokimia Gresik juga memperbanyak penggunaan kendaraan listrik pada tahun ini, baik untuk roda dua maupun roda empat. Total sudah ada 180 motor listrik dan delapan mobil listrik yang dioperasikan, lengkap dengan fasilitas charging point.
Petrokimia Gresik pun melakukan transisi energi pada penggunaan alat berat yang dioperasikan di gudang-gudang, antara lain dua forklift dan satu wheel loader Petrokimia Gresik yang telah menggunakan listrik sebagai sumber energi.
“Perusahaan telah melakukan upaya untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lengkap dan berkelanjutan dalam mendukung operasionalnya, mulai dari panel surya sebagai pemasok energi bersih hingga charging point berbagai jenis kendaraan listrik untuk transportasi manusia dan barang. Perusahaan berkomitmen kuat dalam mewujudkan operasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Dwi Satriyo.
Ia pun mengungkapkan, setelah adanya program dekarbonisasi 2024, maka emisi di akhir tahun ini diproyeksikan penurunan. Total penurunan yang dihasilkan sekitar 22 persen.
Sementara itu, Petrokimia Gresik juga memiliki Roadmap Dekarbonisasi yang akan dijalankan perusahaan tahun 2025 hingga tahun 2030 mendatang. Diantaranya transisi energi dari batubara beralih ke gas alam pada Furnace di Pabrik Phonska IV, peralihan penggunaan BBM ke bahan bakar gas pada proses pemanasan di Pabrik Asam Sulfat II, Co-Firing biomassa, Pabrik Hybrid Green Ammonia, Pabrik Soda Ash, dan lainnya.
“Rencana program Dekarbonisasi ini memastikan bahwa Petrokimia Gresik menerapkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam kegiatan operasional perusahaan secara kontinyu dan patuh terhadap regulasi emisi,” ujar Dwi Satriyo.
Disampaikannya, dekarbonisasi yang dilakukan konsisten Petrokimia Gresik dari tahun 2025-2030 memberikan hasil yg signifikan. Emisi ditargetkan turun sekitar 31,89 persen.
“Upaya Dekarbonisasi akan terus dijalankan Petrokimia Gresik. Untuk target di tahun 2060 nanti Petrokimia Gresik hanya menghasilkan emisi karbon 41 ribu ton, atau di bawah target maksimal dari program Net Zero Emissions sebesar 132 ribu ton,” pungkasnya.
COP 29 merupakan pertemuan paling penting di dunia mengenai perubahan iklim. Indonesia menjadi salah satu yang hadir dalam gelaran COP 29. Acara yang berlangsung hingga 22 November ini dihadiri perwakilan dari 198 negara. (Adr)