
Surabaya, investigasi.today – Pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (lansia) di Surabaya ini kompak melakukan aksi pencopetan di pasar pagi Tugu Pahlawan Surabaya. Keduanya merupakan copet senior yang sudah melakukan aksinya berpuluh tahun. Bahkan, mereka kerap disebut ‘mbahe copet’ atau kakek-nenek copet.
Pasutri ini yakni Abdul Ghofar (53) asal Jalan Kemayoran Baru DKA dan Zainah Munah (52) asal Jalan DKA Tegal 2, Kota Surabaya. Keduanya tak menyangka aksinya bisa diketahui polisi. Terlebih, saat itu mereka memanfaatkan kondisi pasar yang ramai dan kelengahan korbannya.
Kapolsek Asemrowo Surabaya, Kompol Hari Kurniawan menyebut, keduanya mengaku sudah mencopet sejak belasan bahkan puluhan tahun lalu. Dari hasil pemeriksaan, mereka mengamini aksi copet ini sudah menjadi profesi.
Hari mengungkapkan, keduanya kerap menyasar sejumlah titik keramaian atau pasar tradisional di Kota Pahlawan. Mereka saling berbagi tugas, yakni mengalihkan perhatian korban dan eksekutor. Usai aksinya terbongkar dan dibekuk, keduanya mengaku pada penyidik bila aksinya telah diketahui tetangga dan warga sekitar kediamannya.
“Mayoritas tetangga dan temannya yang kami mintai keterangan, keduanya sudah beraksi sejak lama. Bahkan, diakui sebagai ‘mbahnya copet’ di pasar-pasar,” kata Hari, Senin (21/3) kemarin.
Kedua pelaku yang berasal dari Lamongan itu juga mengakui, bila kedatangannya ke Surabaya sejak awal memang untuk mencopet. Layaknya pelaku kriminal lainnya, hasil dari mencopet kerap dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehari-hari.
Hari menerangkan, keduanya kerap memperoleh hasil ratusan ribu hingga jutaan rupiah dari hasil mencopet. Dalam sekali beraksi, mereka kerap menyasar ibu-ibu rumah tangga, wanita lansia, hingga pedagang yang lengah di pasar.
Penangkapan dua lansia ini akibat laporan warga, polisi pun menyamar dan menjadi korban pencopetan lansia ini. Mereka akhirnya tertangkap tangan tengah mencopet di pasar pagi Tugu Pahlawan Surabaya.
Usai aksinya terbongkar, polisi langsung mengamankan pasutri ini. Pengamanan ini dilakukan agar keduanya tak jadi sasaran amukan massa. Petugas pun mengkroscek data yang masuk dari laporan warga. Rupanya, identitas keduanya cocok. “Di lokasi, anggota menemukan 2 orang yang ciri-cirinya sesuai data kami. Saat itu, mereka usai melakukan pencurian,” ujarnya.
Saat digeledah, ditemukan barang bukti, yakni sebuah dompet wanita berwarna coklat beserta isinya.
“Keduanya mengakui bila dompet itu hasil dari mencopet,” tutur polisi dengan 1 melati di pundaknya itu. (Lg)