Banyuwangi, investigasi.today – Dana Siswa Asuh Sebaya (SAS) di SMPN 1 Singojuruh Kabupaten Banyuwangi menuai protes dari mantan ketua komite lantaran tidak sesuai dengan tujuan/ peruntukannya.
“Dana SAS bertujuan untuk membantu siswa yang kurang mampu serta anak-anak yang keluarganya kena musibah akan tetapiĀ sebagian dana tidak sesuai peruntukannya”, ungkap Edy, mantan ketua komite SMPN 1 Singojuruh.
Menurut mantan ketua komite, dana SAS sumbangan secara sukarela dari murid-murid setiap hari Jum’at sebesar ratusan ribu rupiah dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun yang besarnya mencapai jutaan rupiah disinyalir dipakai oleh oknum guru/pihak sekolah.
“Setiap hari jum’at dari penggalian dana jum’at berkah terkumpul tidak kurang dari Rp.500 ribu jadi dalam satu bulan bisa terkumpul dana SAS sebesar Rp 2 juta dan dalam setahun bisa terkumpul Rp.14 juta,Ā sudah berjalan selama lebih dari 2 th berarti bisa terkumpul Rp.48.000.000 bahkan bisa lebih akan tetapi sebagian di pakai oleh oknum guru termasuk di koordinir oleh kepala sekolah smpn 1 singojuruh”, imbuh Edy.
Mantan ketua komite menilai terkait dengan dana SAS di SMPN 1 Singojuruh di duga beraroma Pungutan Liar (Pungli) melibatkan pihak sekolah.
“SAS di SMPN 1 Singojuruh ada dugaan Pungli melibatkan oknum guru berinisial MK dan IH, bendahara berinisial PN juga harus bertanggung jawab”, terang Edy.Ā (Widodo)