
Sumenep, Investigasi.today – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan perkebunan (Dispertahortbun) siap untuk melaksanakan dan meluncurkan tujuh program Inovasi yang nanti kedepannya dapat memiliki potensi perkembangan Pertanian untuk bisa dapat menghasilkan hasil yang dapat memadai.
Arif Firmanto, S.TP, M.Si. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep menyampaikan pada waktu rapat dengan stafnya di sela-sela pembahasan tujuh program Inovasi yang diharapkan program ini bisa menjadi program unggulan sarana dan prasarana pembangunan pertanian yang inovatif dengan bisa mengikuti pada perkembangan Iptek Pertanian dan Perkebunan yang ada sekarang ini.
Selanjutnya terkait dengan tujuh program inovatif dalam perkembangan di bidang ilmu pertanian dan perkebunan ini, program ini menjadi unggulan pada tahun 2020 yang menjadi sasaran pertamanya adalah yang ada di kepulauan masalembu dalam mengembangkan demplot dengan melalui pilot project pada tanaman padi dan secara pertanyaannya. Dalam pengujiannya 1 hektar tanah hasilnya pertumbuhan cukup bagus, sehingga hasil uji coba tersebut menarik perhatian para petaninya.
Lebih lanjut Kadis Arif menyampaikan “dengan program yang kedua ini juga akan menguatkan pada para Petani Mandiri Benih (PMB)”, ungkapnya.
“Dinas Pertanian Tanaman pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun), untuk itu kami sedang melakukan pendampingan yang ada di 2 Kecamatan Guluk Guluk dan Gapura untuk mencapai program yang diharapkan. Pada tahun lalu Presiden RI, Joko Widodo telah memberikan pengetahuan Pin Emas kepada seorang petani, kamillah El Teha,” tandasnya.
Menurut Arif, Kamillah El Teha pernah juga dengan melakukan hilirisasi. Pada inovasi/diffusi dari luas lahan tanah yang dimilikinya dengan seluas 0,5 hektar atau menjadi 40 hektar. Sehingga pada karya penerapan Inovasinya bisa mampu dan berpengaruh pada 4 kelompok di desanya yang bisa mempengaruhi desa tetangganya. Sehingga dapat meningkatkan menjadi 60 hektar pada tahun berikutnya dan hingga mengembangkan sampai pada level 115 hektare lahan.
Selanjutnya, dengan program yang ketiga ini, Dispertahortbun Sumenep akan menginisiasi pada kelompok Pangan Olahan seperti halnya pada tanaman Bawang Merah, Cabe, serta pohon kelor dan tanaman lainnya. Sedangkan dengan melalui program Upland project yang bersumber pada dana dari anggaran IsDB dan IFAD di Jawa Timur hanya terdapat pada dua Kabupaten yaitu Sumenep dan Malang. Dan setelah itu dengan melalui tahapan presentasi pada Kementerian Pertanian, di Indonesia hanya ada 14 Kabupaten atau Kota yang mendapatkan anggaran upland Project tersebut dan pelajarannya yang akan dimulai pada tahun 2021 mendatang.
Sehingga pada level Program ke empat ini merupakan kawasan wisata dan tani atau kawan inovasi dan teknologi tanaman pangan hortikultura dan perkebunan yang akan dilaksanakan di Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding dengan menggunakan lahan sekitar 10-11 hektare lahan.
Sekaligus dengan program yang kelima pada pelepasan Varietas Unggul lokal Cabe Jamu yang juga merupakan dari satu-satunya dan pertama kali di Indonesia dan juga turut serta dalam proses legalitas Varietas pada tanaman cabe jamu menjadi varietas unggul lokal yang ada.
Untuk dengan program ke enam yaitu pada penerapan teknologi dan irigasi dengan menghemat air yang ada di lahan kering serta iklim kering berpedoman pada pengelolaan iklim yang mendukung pada program kostratani pada Kementerian Pertanian yang ada di Kabupaten Sumenep.
Dengan Program yang ke tujuh dengan mendukung pada program pembangunan pertanian dengan melaksanakan pada gerakan Pembaharuan Pembangunan Pertanian yang berpedoman pada Teknologi dan Informasi yaitu pada sistim komando strategis untuk Pembangunan Pertanian (Kostratani) serta dapat menerapkan dengan 1 data untuk pertanian dengan cara bisa menggunakan dengan alat yang canggih dan modern. (Fathor)