
Jakarta, Investigasi.today – Presidensi G20 pada 2022 yang dipegang Indonesia dinilai membawa efek berlipat pada perekonomian nasional. G20 membawa optimisme dengan hadirnya beberapa komitmen maupun kesepakatan yang langsung merujuk kepada Indonesia.
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri memaparkan, beberapa kesepakatan yang terjalin di G20 seperti Just Energy Transition Partnership (JETP). Lewat kesepakatan yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Indonesia akan mendapatkan dana US$20 miliar untuk pembiayaan sektor publik dan swasta.
“JETP itu untuk negara-negara berkembang, tetapi yang diberikan secara spesifik pertama kali adalah Indonesia. US$20 miliar itu komitmennya untuk transisi energi,” ujar Yose.
JETP merupakan proyek baru Partnership for Global Insfrastucture and Investment (PGII) hasil kolaborasi negara-negara anggota G7 mulai dari AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis.
PGII sendiri punya komitmen menginvestasikan US$600 miliar selama lima tahun untuk negara-negara berkembang dalam bentuk pinjaman dan hibah pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Yose menambahkan, G20 membawa manfaat dan menumbuhkan optimisme pada perkonomian Indonesia dengan komitmen dan kesepakatan yang dihasilkan dalam G20. Meski demikian, Indonesia masih harus mengejar realisiasi dari komiten tersebut.
“Sekali lagi memang ada yang dibawa secara konkret di situ, walaupun itu masih komitmen. Harus terus di-follow up, sehingga komitmen tadi juga terealisasi,” katanya.
Ekonom INDEF, M Rizal Taufikurahman memperkirakan multiplier effect dari penyelenggaraan G20 bagi perekonomian nasional mencapai sekitar Rp6,6 triliun. Angka ini lebih kecil dari perhitungan pemerintah yakni Rp7,4 triliun.
“Ada direct dan indirect effect seperti pengeluaran wisatawan mancanegara seperti belanja hotel, MICE, makanan dan minuman, pakaian, UMKM, dan lain-lain,” ujarnya.
“Adapun indirect effect terhadap kinerja perekonomian seperti sektor industri pengolahan makanan dan minuman, perdagangan, transportasi udara, laut dan darat, perhotelan, serta jasa lainnya,” ucap Rizal melanjutkan. (Slv)