
Surabaya, investigasi.today – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi di Jawa Timur berjalan optimal melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi risiko banjir dan tanah longsor saat puncak musim hujan.
“BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menyampaikan bahwa puncak hujan di Bulan Desember adalah 20 persen. Sedangkan puncaknya puncak ada di Bulan Januari yang mencapai 58 persen dan di Februari 22 persen,” ujar Khofifah saat meninjau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Posko OMC Base Ops Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Sidoarjo, Minggu.
Khofifah menyampaikan bahwa OMC di Jawa Timur telah dilaksanakan sejak 5 Desember 2025 dan hingga 20 Desember 2025 telah dilakukan sebanyak 30 kali sortie dalam 17 hari pelaksanaan.
Ia menjelaskan OMC merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama Lanudal Juanda, BMKG, serta PT Milan Pillery Bersatu selaku operator modifikasi cuaca.
“Proses modifikasi cuaca ini adalah bagian dari yang kita inginkan jangan sampai ketika terjadi hujan lebat yang tidak terhindarkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.
Khofifah menegaskan pelaksanaan OMC dilakukan dengan pendekatan berbasis ilmiah melalui pemantauan radar dan data satelit untuk menentukan titik persemaian awan secara dinamis.
“Sebagai contoh, jadwal hari ini rencana take off pukul 11.30 WIB diarahkan ke bagian selatan, sementara pukul 13.30 WIB akan difokuskan ke bagian utara. Titik semai garam atau kapur ini sesuai update pergerakan awan sesuai data satelit,” ujarnya.
Ia menjelaskan OMC bertujuan membantu awan yang telah terbentuk agar hujan turun lebih teratur dan merata dengan menggunakan bahan ramah lingkungan berupa kalsium oksida (CaO) dan natrium klorida (NaCl).
“OMC bukan bertujuan untuk membuat hujan tiba-tiba, melainkan agar hujan tidak turun terlalu deras di suatu tempat. Sehingga bisa mengurangi resiko banjir, tanang longsor dan bencana lainnya,” ujarnya.
Hingga 20 Desember 2025, total penerbangan OMC telah mencapai 30 sortie dengan penggunaan bahan semai 14.000 kilogram CaO dan 16.000 kilogram NaCl serta total jam terbang 62 jam 24 menit.
Selain OMC, Khofifah mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan mitigasi mandiri, termasuk menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air.
“Mari kita lakukan kewaspadaan bersama semaksimal mungkin untuk menghindari hal-hal yang membahayakan,” kata Khofifah.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon besar saat hujan disertai angin kencang serta aktif mengakses informasi kebencanaan dari berbagai platform resmi. (Lg)


