Manado, investigasi.today – Seluruh operasional Bandara Sam Ratulangi Manado ditutup, Kamis (18/4) hari ini, sebagai dampak dari Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut).
Dari dokumen NOTAM (Notice to Airmen), disebutkan jika penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado karena sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.
Sebelumnya, pada pagi hari tadi, sudah ada tiga penerbangan yang dibatalkan. Ketiga penerbangan itu adalah Garuda Indonesia tujuan Jakarta pukul 07.50 Wita, Citilink tujuan Makassar pukul 08.30 Wita dan TransNusa tujuan Sorong pukul 09.00 Wita.
Penundaan penerbangan itu menurut Humas Bandara Sam Ratulangi Manado, Yanti Pramono, disebabkan alasan keselamatan penerbangan itu sendiri.
“Akibat erupsi Gunung Ruang, faktor keselamatan itu yang diutamakan,” ujar Yanti.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), dari level 3 Siaga menjadi Level 4 Awas. Status ini terhitung mulai Rabu (17/4) pukul 21.00 Wita.
PVMBG merekomendasikan tidak ada aktivitas apa pun di radius enam kilometer dari gunung berapi yang dalam sehari (Rabu 17 April 2024) telah meletus atau erupsi sebanyak empat kali tersebut.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, mengatakan hasil evaluasi yang dilakukan, ketinggian kolom erupsi cenderung meningkat, dengan material erupsi yang terdiri dari abu dan lontaran batuan pijar yang mencapai jarak sekitar lima kilometer di pulau Tagulandang.
Lontaran batu pijar dari Gunung Ruang sendiri telah mencapai Pulau Tagulandang yang berada di seberang. Walaupun tak menimbulkan cedera serius ke warga, tapi sejumlah rumah terdampak, di mana atap rumah mereka bocor akibat lontaran batu pijar tersebut.
Menurut Meydi Teleng, Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sitaro, evakuasi sudah dilakukan 2 tahap, di mana warga yang tinggal di Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara di Kecamatan Tagulandang, juga sudah tidak dapat lagi tinggal di rumah mereka.
Selain itu, warga yang tinggal di wilayah Kecamatan Tagulandang Selatan juga mengalami dampak debu vulkanik dan lontaran batu gunung, sehingga mereka juga sudah dievakuasi.
“Beberapa warga terkena lontaran batu, meskipun tidak mengalami cedera serius. Rumah-rumah warga juga terdampak, meskipun ukuran batu gunung tidak terlalu besar namun tetap menjadi keprihatinan,” ujarnya. (Mona)