Gresik, investigasi.today – Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya, dengan membiasakan diri untuk menggosok gigi dengan benar di waktu yang tepat. Yakni ketika mau tidur malam, dan setelah sarapan di pagi hari serta rutin memeriksakan kesehatan giginya ke dokter.
Memang masyarakat kita sudah terbiasa gosok gigi, namun mayoritas dilakukan saat mandi saja, dan belum semuanya rutin periksa ke dokter. kata Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim saat Bakti Sosial Kesehatan Gigi Terpadu Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pengurus Wilayah Jatim Tahun 2017 di Alun-alun Kecamatan Sidayu, Kab. Gresik, Sabtu (4/11) pagi.
Gus Ipul mengatakan, berdasarkan data, hanya tiga puluh persen, atau sekitar 10-11 juta masyarakat di Jatim yang sudah rutin memeriksakan kesehatan giginya. Sementara sisanya belum. Padahal, jumlah dokter gigi di Jatim sangat banyak, yakni mencapai 5.000 dokter.
Jumlah itu sangat mencukupi untuk melayani masyarakat Jatim. Pasalnya, rasio idealnya adalah 1:10, atau 1 dokter gigi melayani 10 pasien. Di Jatim, rasionya sudah 1:9
Karena itu, Gus Ipul minta kepada masyarakat untuk rutin mengecek kesehatan gigi dan mulutnya. Pasalnya, kondisi kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh pada kelancaran aktivitas seseorang. Orang yang giginya sehat, maka aktivitasnya akan lancar, tidak gampang emosi, dan lebih produktif. Sedangkan orang yang sakit gigi, maka aktivitasnya serba tidak enak katanya.
Selain itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena kondisi keduanya merupakan cerminan kesehatan tubuh kita, jika gigi dan mulut sehat, maka tubuh kita juga sehat. Begitu pula sebaliknya, gigi dan mulut yang kurang sehat akan menjadi sarang berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung.
Karena itu, saya mendukung baksos ini. Disini masyarakat, khususnya anak sekolah diajari cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta menggosok gigi yang benar. Manfaatnya sangat besar untuk masa depan anak-anak Jatim katanya.
PDGI Siap Wujudkan Indonesia Bebas Karies 2030
Dalam kesempatan ini, Ketua Pengurus Besar PDGI Pusat, Prof. drg. Seno mengatakan, tujuan diselenggarakannya baksos ini selain sebagai wujud kepedulian PDGI terhadap kesehatan masyarakat, juga untuk memberikan edukasi pada masyarakat guna mewujudkan Indonesia bebas gigi berlubang atau karies pada 2030.
Kami harap pada 2030 di Indonesia sudah tidak ada lagi kasus gigi berlubang dan sakit gigi lagi. Mari kita jaga kesehatan gigi dan mulut kita demi masa depan bangsa katanya.
Senada dengan Gus Ipul, Seno mengatakan bahwa gigi yang sehat merupakan cerminan kesehatan manusia. Jika gigi dan mulut kita sehat, maka akan lebih mudah melakukan aktivitas serta mewujudkan cita-cita. Sebaliknya, kondisi gigi dan mulut yang kurang sehat akan menjadi penghalang seseorang meraih impiannya.
Jika kondisi gigi dan mulut tidak sehat, tentu tidak bisa menjadi polisi atau TNI, atau bahkan pemimpin daerah. Buktinya, coba lihat saja giginya Gus Ipul, sangat bagus dan sehat. Karena itu, Gus Ipul bisa jadi Wakil Gubernur katanya.
Selain edukasi kesehatan gigi dan mulut, lanjut Seno, dalam acara baksos ini juga dilakukan pembelajaran cara sikat gigi yang benar secara massal, kemudian juga dilaksanakan operasi bibir sumbing gratis yang dilaksanakan di RS Fatma Medika, Manyar, Gresik.
Tinjau Pasien Bibir Sumbing
Usai kegiatan baksos di Alun-alun Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Gus Ipul didampingi Bupati Gresik, Sambari dan Wakil Bupati Gresik, Moh. Qosim melanjutkan perjalanan ke RS. Fatma Medika, Kec. Manyar, Kab. Gresik guna meninjau pelaksanaan bakti sosial opeasi bibir sumbing.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul menyempatkan diri menengok dan memberi motivaisi kepada anak-anak yang akan dan usai dioperasi bibirnya. Kedatangan orang nomor dua di Pemprov Jatim ini juga disambut dengan hangat oleh keluarga pasien serta segenap pimpinan dan karyawan RS Fatma Medika.
Nanti setelah dioperasi anak-anak akan jadi lebih ganteng dan cantik. Jadi tetap semangat! katanya.
Gus Ipul juga menyempatkan diri untuk meninjau secara langsung pelaksanaan operasi bibir sumbing kedalam ruang operasi, serta berdialog dengan tim dokter serta perawat yang melaksanakan operasi tersebut. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, khususnya bagi anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing.
Kami akan berupaya untuk menggandeng berbagai pihak untuk menyelenggarakan acara serupa. Pasalnya, banyak anak-anak yang dioperasi pada usia diatas lima tahun. Padahal idealnya sudah dilakukan ketika usia mereka dua tahun pungkasnya. (luhung/yit)