Sunday, December 22, 2024
HomeBerita BaruMetropolisGus Ipul Optimis Penerbit Masih Bisa Berkembang

Gus Ipul Optimis Penerbit Masih Bisa Berkembang

Surabaya, Investigasi.today – Gus Ipul optimis, menghadapi tantangan era digital sekarang ini, penerbit masih bisa berkembang. Mengingat kebutuhan buku konfensional masih cukup tinggi permintaannya, sehingga orang masih perlu mencetak buku.

Hal itu diutarakan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf yang lebih akrab disapa Gus Ipul pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) ke-3, di Aula Amerta Lt-4 kantor manajemen Unair Surabaya, Jum’at (6/10)

Menurutnya, peran penerbit sangat penting dalam menyebarkan gagasan/ ide/ pikiran yang muncul di masyarakat, apalagi di lingkungan perguruan tinggi/ kampus. tentunya diperlukan gagasan/ pemikiran yang muncul dari kalangan akademisi.

Tradisi penulisan dan penerbitan di masyarakat masih belum begitu kuat. Publikasi ilmiah di tingkat internasional yang dihasilkan para peneliti masih dibawah negara lain. Menurut data Kemenristek hanya 300 – 400 artikel per tahun, dibandingkan China 250 ribu per tahun, Jepang 100 ribu dan Korea 50 ribu per tahun.

Padahal jumlah perguruan tinggi di Indonesia besar. China perguruan tinggi hanya sekitar dua ribu lebih dengan jumlah penduduk 1,3 miliar. Indonesia dengan penduduk 250 juta lebih mempunyai perguruan tinggi lebih dari empat ribu. Tetapi sayangnya sekitar 55 akrediasi A, 300 perguruan tinggi akreditasi B dan sekitar 700 akreditasi C, sisanya masih belum terakreditasi, bahkan mahasiswanya masih banyak yang belum ideal.

“Dari banyaknya perguruan tinggi itu, seharusnya penerbitan bisa menjadi lebih banyak lagi yang bisa diterbitkan. Saya ingin mendorong lebih banyak lagi karya ilmiah yang bisa diterbitkan oleh APPTI,” harapnya

Judul buku yang diterbitkan seluruh penerbit di Indonesia, juga masih jauh dibandingkan negara lain saat ini menerbitkan 10 – 15 ribu buku pertahun. Dibandingkan Jepang, Thailand dan Brazil yang berhasil mencetak buku sampai 70 ribu judul buku per tahun, bahkan Amerika Serikat bisa 75 ribu judul buku per tahun. “Hal itu hendaknya bisa memacu untuk bisa lebih keras untuk mendorong akademisi, tentunya bekerja sama dengan APPTI,” imbuhnya.

Perguruan tinggi sebagai pusat gagasan pemikiran, lanjutnya, harus terus mempelopori upaya penerbitan karya ilmiah dan buku sehingga bisa mengejar ketertinggalan dengan negara lain.

“Mukernas ini diharapkan bisa menjadi tonggak kebangkitan dalam mendorong bangkitkan berbagai judul buku baru dan mendorong makin kuatnya tradisi menulis karya ilmiah maupun buku-buku di lingkungan perguruan tinggi,” harapnya.

Para penerbit juga diharapkan untuk transfer merubah paradigma atau merubah cara menggunakan teknologi sebagai bagian mendorong hasilkan karya ilmiah.

Mukernas APPTI yang dibuka oleh Dirjen Kelembagaan dan Ilmu Pengetahuan Kemenristekdikti Prof. Kardono Suwignyo, dihadiri Wakil Rektor IV Unair Djunaedi Chotib ini berlangsung selama tiga hari yaitu tgl 6 – 8 Oktober diikuti 83 orang peserta anggota APPTI berasal dari 49 perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa.

Diwarnai dengan diskusi panel dengan tema “Pasang Surut Demokrasi Indonesia Pasca Reformasi. Dengan pembicara Prof. Mohtar Mas’oed, MA, Ph.D, Drs Daniel Sparingga, MA,Ph.D (Yit).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular