Monday, December 23, 2024
HomeBerita BaruHukum & KriminalHacker Bobol Ratusan Website, Dijual ke Pasar Gelap

Hacker Bobol Ratusan Website, Dijual ke Pasar Gelap

Surabaya, Investigasi.today – Achmad Romadhoni hanya lulusan SMP. Namun, pemuda 21 tahun itu bisa membuat software peretas.

Dia sudah membobol ratusan website sejak dua tahun belakangan. Beberapa di antaranya situs resmi pemerintah sejumlah daerah.

Wadirreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman menuturkan, sebagian besar situs yang telah dibobol itu dijual ke pasar gelap. Dhoni mematok harga Rp 50 ribu per website.

’’Khusus situs pemerintah, motifnya menunjukkan eksistensi ke sesama hacker,’’ katanya, Senin (5/6).

Jejak Dhoni sebagai hacker terendus dalam patroli siber. Warga Lumajang itu diketahui menawarkan sejumlah situs hasil retasannya ke pasar gelap.

’’Dalam penyidikan terkuak kalau yang bersangkutan juga pernah meretas situs pemerintah sejumlah daerah,’’ jelasnya.

Dhoni meretas situs dengan software buatan sendiri. Dalam prosesnya, software itu disusupkan ke situs yang jaringan keamanannya terbuka.

Software selanjutnya bekerja untuk mencari username dan password. Menurut Arman, tersangka punya ciri khas setelah masuk ke situs yang diincar.

Dhoni bakal mengubah tampilan situs yang dibobol dengan gambar tikus. ’’Logo identitas tersangka di dunia hacker,’’ ujarnya.

Awalnya, pembobolan itu dilakukan agar mendapat pengakuan dari sesama hacker. Namun, belakangan tersangka juga menjual situs yang diretas. ’’Mayoritas pembelinya dari luar negeri,’’ terangnya.

Situs yang diretas laku di pasar gelap karena bisa menjadi sarana branding pembeli. Sebab, data sistem pencariannya sudah tinggi. ’’Jadi, menguntungkan pengguna karena Google traffic-nya tinggi,’’ imbuhnya.

Lebih lanjut, Arman menyampaikan bahwa situs pemerintah yang pernah dibobol tersangka berasal dari sejumlah daerah. Misal-nya, Kabupaten Malang, Kabupaten Semarang, dan Pemprov Papua Barat. ’’Otomatis merugikan karena berkaitan dengan pelayanan publik,’’ ungkapnya.

Arman menambahkan, tersangka mempelajari cara meretas situs secara otodidak. Di antaranya, dengan ikut komunitas hacker di sejumlah platform media sosial (medsos). ’’Tidak punya latar belakang khusus di bidang ITE. Pendidikan formal terakhir SMP,’’ lanjutnya. (Laga)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular