Surabaya, investigasi.today – Balap liar masih marak terjadi di Surabaya, khususnya saat weekend. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memfasilitasi kawula muda bermain di sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) dari pada balap liar di jalanan.
Eri mengatakan, di GBT ada sirkuit untuk lomba bagi kawula muda. Sehingga, hobi mereka tersalurkan di sirkuit dan tidak lagi di jalanan yang bisa mengganggu aktivitas masyarakat lainnya.
Dipastikan pula, penggunaan sirkuit ini gratis. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya.
“Ada sirkuit, gawe-gaween iku trek-trekan e (pakai saja itu treknya) saya koordinasi dengan pak kapolres terkait surat-suratnya karena biasanya nggak lengkap. Boleh dipakai, gratis gawe wong Suroboyo tapi kudu lengkap surate (suratnya),” kata Eri, Minggu (3/9).
Ia menyebut, di Surabaya balap liar kerap dibubarkan polisi. Sebelum anak-anak muda melakukan balap liar, polisi sudah membubarkannya terlebih dahulu.
Menurutnya, kesalahan saat kawula muda itu ikut-ikutan balap liar adalah kurangnya penjagaan dari orang tua dan lingkungan. Sehingga, ketika ada kejadian, orang tua juga harus introspeksi diri.
“Apakah yang disalahkan pemuda? Ya wong tuo (orang tua) dan lingkungan karena pemuda tercipta karena orang tua dan lingkungan yang tua harus introspeksi diri apakah karena orang tua maka harus introspeksi,” jelasnya.
“Saya harap orang tua ayo dijaga putra putrinya. Kalau dalam satu lingkungan maka dijaga lingkungannya sehingga merasa nyaman,” tambahnya.
Sementara untuk tilang elektronik, sudah ada CCTV di semua traffic light. Sehingga akan terasa sulit memberikan tilang ke semua pembalap motor liar.
“Sebetulnya kalau ETLE nggak, karena semua jalan balapan ada ETLE,” pungkasnya. (Lg)