
Ponorogo, Investigasi.today – Gelombang unjuk rasa insan mahasiswa di Ponorogo belum berakhir. Setelah Selasa (12/4) kemarin dari perkumpulan Aliansi Mahasiswa Ponorogo, hari ini, Rabu (13/4) unjuk rasa dilakukan oleh perkumpulan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Puluhan anggota HMI Ponorogo itu, menyampaikan aspirasinya di depan Gedung DPRD Ponorogo, Jalan Alon-alon Timur Kelurahan Mangkujayan Ponorogo.
“Aksi unjuk rasa dari teman-teman HMI ini, menyuarakan isu-isu politik dan ekonomi terkini,” kata Ketua HMI Ponorogo, Cecep Jumadi, saat ditemui awak media seusai aksi unjuk rasa, Rabu (13/4/2022).
Terkait isu politik, para mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo menolak dengan tegas penundaan pemilihan umum (pemilu) secara tertulis. Menurut mereka, penyampaian Pak Jokowi secara terbuka dan lesan itu, belum cukup. “Harapan kami, aspirasi kami ini disampaikan oleh DPRD Ponorogo kepada Pemerintah Pusat,” katanya.
Sementara itu, untuk isu ekonomi, para mahasiswa curiga adanya cukong-cukong yang mempermainkan harga minyak goreng. Cecep khawatir jika keadaan terus begini, cukong- cukong minyak goreng ini malah melakukan monopoli. “Kita khawatir kesengsaraan masyarakat semakin meluas,” ungkapnya.
Kemudian juga mengenai kenaikan harga pertamax. Para demonstran menilai menaikan harga pertamax di situasi yang masih pandemi Covid-19 itu tidak tepat. Cecep mewakili mahasiswa meminta Pemerintah Pusat mereview kembali kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terutama pertamax. Diakhir orasinya, para mahasiswa ini mendukung penuh Reog dijadikan skala prioritas untuk dijadikan warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
“Kita menunggu dulu tindak lanjut dari aksi kali ini. Sementara kita menunggu intruksi selanjutnya dari dearah-daerah maupun pusat untuk melakukan revolusi jilid dua,” pungkasnya. (Slv)