SURABAYA, investigasi.today – Sebagai respon atas kebutuhan dunia bisnis yang semakin tinggi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan program baru yaitu Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) dengan bidang keahlian Supply Chain Management. Pembukaan bidang studi baru ini diresmikan langsung oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD di Auditorium Sinar Mas, Departemen Teknik Industri ITS, Kamis (5/7).
Kepala Departemen Manajemen Teknologi, Prof Ir I Nyoman Pujawan PhD, menjelaskan bahwa pembukaan bidang studi baru ini bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga profesional pada bidang logistik dan supply chain. Menurut Nyoman, perubahan teknologi yang terjadi dewasa ini juga merambah pada model bisnis dan konfigusasi pihak-pihak yang terlibat.
Hal-hal seperti transaksi digital, penggunaan robot cerdas, aplikasi cloud, printer tiga dimensi, dan berbagai perangkat yang berbasis kecerdasan tentu menyebabkan berubahnya keahlian manusia yang dibutuhkan. “Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan kerja saat ini dan masa mendatang,” terang guru besar bidang Supply Chain ITS tersebut.
Nyoman juga mengatakan, skill sets baru sangat dibutuhkan di dunia kerja. Bidang keahlian supply chain ITS ini akan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dalam pengelolaan aliran barang dan aliran informasi. “Model konvensional dengan perkembangan teknologi saat ini sudah tidak relevan lagi,” tegas dosen Departemen Teknik Industri tersebut.
Nyoman mengaku pembukaan bidang studi ini termasuk terlambat di ITS, karena sebelumnya ITS sudah memiliki enam orang dosen yang ahli dalam supply chain. Untuk mengimbangi keterlambatan tersebut, Nyoman menjelaskan saat ini tengah diusahakan agar bidang studi ini bisa berkembang pesat. “Saat ini sedang diuapayakan kerjasama program double degreee Chongqing University China, student exchange dan permintaan tenaga pengajar dari kampus luar negeri,” papar nya.
Selain itu, pembukan bidang studi ini di barengi dengan workshop Emerging Technologies in Supply Chain and Their Socio-economics Impacts yang mendatangkan pembicara dari tiga professor dari RMIT University Australia, dan satu professor dari Nottingham University, UK beserta para akademis, ahli manufaktur, dan ahli logistik. “Harapannya workshop ini menjadi ajang diskusi untuk menghasilkan kurikulum supply chain yang baik,” jelasnya.
Prof Ir Joni Hermana, M Sc Ph D yang turut hadir dalam pembukaan bidang studi baru tersebut turut mengapresiasi . Menurut Joni, adanya bidang studi baru terkait supply chain di ITS ini sangat relevan dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. “Kondisi geografis Indonesia kerap kali menjadi masalah dalam disparitas harga. Oleh karena itu perbaikan dalam hal logistik sangat diperlukan. Dengan adanya bidang keahlian baru ini harapannya bisa membantu negara Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan logisitik,” jelasnya.
Joni juga menambahkan bahwa pemahaman logistik dan supply chain ini juga akan sangat membantu dalam mengantisipasi disruptif teknologi yang mampu mengubah wajah ekonomi, sosial dan finansial di Indonesia. “Harapannya kurikulum yang disusun untuk bidang studi ini bisa lebih adaptif dalam perkembangan jaman sekarang,” ucapnya mantap. (*/Kamajaya)