Pamekasan, Investigasi.today – salah Satu Calon Gagal Ikut Pilkades,Kaum Perempuan Banyak penyebab yang bisa menimbulkan konflik dan kerusuhan di Pilkades serentak yang dilaksanakan di kabupaten pamekasan rabu (11/10/2017) Biasanya aksi protes atau demo itu dilakukan oleh kaum pria, berbeda dengan kondisi di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo,kabupaten pamekasan kaum wanita nampak lebih aktif mengawal jalannya pilkades ,Pemkab Pamekasan diprotes oleh ibu-ibu rumah tangga dari desa tersebut. Mereka menolak kebijakan panitia, karena telah menggugurkan salah satu calon kepala desa. Sikap tidak terima dengan keputusan yang ditetapkan panitia pemilihan kepala desa itu dilancarkan ke kantor DPRD Pamekasan melalui aksi demonstrasi, Persoalan itu ternyata juga kembali terjadi kemarin,hari selasa (10/10/2017) Sejumlah perempuan itu, lagi-lagi mendatangi lokasi pelaksanaan pilkades. Massa yang datang dengan jumlah sekitar puluhan orang tersebut bertekad untuk menggagalkan pilkades di desa tersebut, Beruntung, aparat kepolisian yang memang sudah bersiaga, berhasil membubarkannya. Karena aparat hanya mengantisipasi agar masalah itu tidak berpotensi melahirkan konfl ik yang lebih meluas. Sebab keputusan yang menggugurkan keikutsertaaan kandidat cakades di pilkades itu, masih terus dipermasalahkan Bambang Hermanto selaku kapolsek proppo mengatakan,pihaknya sudah menyiapkan puluhan petugas keamanan yang terdiri dari brimob dan Satpol PP Pamekasan. Menurutnya, pengamanan pilkades di tiga desa di Kecamatan Proppo menyesuaikan dengan intensivitas kerawanannya. Ia tidak mau membeda-bedakan. Semuanya dianggap perlu dijaga dan diantisipasi. Pengamanan di desa Pangbatok itu bukan spesial. Kami sesuaikan dengan kerawanan yang ada Dijelaskan, jauh-jauh hari sudah diketahui bahwa konflikk di Desa Pangbatok cukup unik, yakni dimotori oleh ibu-ibu rumah tangga. Mereka tetap berkeinginan agar cakades pilihannya yang sudah digugurkan, kembali lolos verifi kasi. Bambang juga menegaskan akan bersiaga penuh dalam hal pengawasan. Karena mereka sempat diketahui membawa senjata tajam. Hermanto mengaku tidak gentar. “Saya optimis tidak ada kekisruhan dan Semua kondisinya sangat kondusif walaupun gelombang protes sudah terjadi berulang ulang dari masyarakat Bambang secara terang-terangan meyakini, putusan yang ditetapkan panitia, sudah berdasarkan aturan. Tindakan penolakan itu merupakan hal yang biasa. Menurutnya, aksi kecaman itu karena ada sikap ketidakterimaan saja,ungkapnya ( jm/mt).