
Gresik, investigasi.today – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggotaholding Pupuk Indonesia mendapat apresiasi dariKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia atas kontribusinya dalam membantumembangun Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, di Gresik, Jawa Timur melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Apresiasi kategori “Private Sector/Perusahaan” secarasimbolis diserahkan oleh Direktur Bina PengelolaanEkosistem Esensial (BPEE) Direktorat Jenderal KonservasiSumber Daya Alam Ekosistem (Ditjen KSDAE), Ir. AsepSugiharta kepada Senior Vice President (SVP) UmumPetrokimia Gresik, Agung Setiya Budhi mewakili DirekturUtama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, di tengahperingatan World Wetlands Day 2021 di Gresik, Kamis (3/6).
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani yang turut menyaksikanawarding menyampaikan bahwa, kawasan mangrove Ujungpangkah telah resmi diakui menjadi KEE melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur. Sementara Petrokimia Gresik dalam KEE Mangrove Ujungpangkah ini berkontribusimerehabilitasi kawasan mangrove di Desa Pangkahkulon.
“Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginyakepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan KEE Mangrove Ujungpangkah. Ini merupakan wujud darikomitmen bersama untuk pelestarian lingkungan,” ujarBupati Gresik.
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi SatriyoAnnurogo menjelaskan bahwa kegiatan konservasiPetrokimia Gresik pada KEE Mangrove Ujungpangkahdiawali dengan penanaman mangrove di lahan seluas 2,3 hektare pada tahun 2015 dan 2016 tepatnya di muaraBengawan Solo.
Lahan yang awalnya merupakan tanah timbul berupahamparan lumpur hasil sedimentasi sungai kemudianditanami 50.000 bibit mangrove jenis Rhizophora Mucronatayang pengelolaannya melibatkan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sari Laut.
“Setiap tahun perusahaan rutin melaksanakan monitoring. Berdasarkan laporan terakhir, lahan tersebut kini telahberhasil menjadi hutan mangrove yang secara ekologisangat baik dengan tingkat pertumbuhan dan jenis beragam, serta penyebarannya juga acak,” ujar Dwi Satriyo.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa komitmen yang samajuga direalisasikan Petrokimia Gresik wilayah lain. Program CSR konservasi mangrove ini direplikasi di Desa SukorejoKec. Kebomas dan di Desa Tanjung Widoro (Mengare) Kec. Bungah.
“Bentuk kegiatan konservasi di Sukorejo dan Mengaredisesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ataspermasalahan lingkungan yang ada,” imbuhnya.
Sejak 2018, Petrokimia Gresik bersama masyarakatSukorejo berupaya mengubah kawasan sempadan sungaiKali Lamong. Dari semula hanya dimanfaatkan sebagaitempat pembuangan sampah menjadi tempat ekowisatamangrove yang nyaman untuk dikunjungi. Selain ditanamimangrove, lahan ekowisata ini juga ditunjang denganadanya boardwalk, gazebo dan papan informasi yang memudahkan pengunjung untuk belajar mengenailingkungan ekowisata.
Sedangkan di Mengare, permasalahan utamanya adalahabrasi. Upaya ecological mangrove restoration pun dilakukan di lahan seluas 4,5 hektare dengan konsepcommunity based mangrove rehabilitation yang melibatkanPokmaswas dan kelompok nelayan setempat. Dengandilakukannya restorasi mangrove dan penyediaan fasilitaspendukungnya sejak 2018 diharapkan kawasan ini dapatmenjadi Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) yang ada di Gresik.
“Hingga saat ini, kawasan ekowisata Kali Lamong dan PRPM Mengare telah menerima banyak pengunjung untukberwisata maupun belajar tentang mangrove,” ungkap DwiSatriyo.
Ia juga menyampaikan bahwa program konservasi yang dilakukan Petrokimia Gresik menjadi bukti komitmenperusahaan di bidang lingkungan dengan melibatkanmasyarakat. Dimana hal ini sejalan dengan implementasiISO:26000 terkait core subject environment (lingkungan) serta community involvement and development (pelibatandan pengembangan masyarakat).
“Kegiatan ini juga mendukung implementasi SDGs poin 14 life below water dan 15 life on land dalam menjagaekosistem laut dan darat melalui penanaman mangrove,” tutupnya. (Ink).


