Jakarta, Investigasi.today – Whoosh. Nama itu akhirnya dipilih untuk kereta cepat Jakarta–Bandung (KCJB) yang kemarin (2/10) diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam bahasa Inggris, whoosh memang berarti cepat. Dalam bahasa Jawa, wusss juga bisa berarti cepat.
Namun, versi pemerintah, Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.
Nama itu dianggap merepresentasikan kereta yang bisa melaju hingga 351 km/jam tersebut. Untuk tahap awal, Whoosh dapat dinikmati gratis hingga pertengahan Oktober ini.
Peresmian Whoosh dilakukan di Stasiun Halim, Jakarta. Jokowi tampak didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan beberapa menteri. ’’Kereta cepat Jakarta–Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal kita yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lain maupun TOD (transit-oriented development, Red),’’ kata Jokowi.
Dia berharap jajarannya tidak takut untuk belajar dan mencoba hal baru dalam mengembangkan proyek transportasi massal di tanah air. Meski dalam prosesnya timbul hal yang tak terduga, kesulitan, hingga ketidaksempurnaan. ’’Pengalaman itu mahal, namun sangat berharga. Dan kita tidak perlu takut, karena jika kita konsisten, kesalahan itu akan makin sedikit. Biaya kesalahan juga semakin menurun dan pada akhirnya biaya produksi, biaya proyek, lama-kelamaan juga makin rendah,’’ paparnya.
Setelah peresmian, rombongan Jokowi melanjutkan perjalanan dengan KCJB menuju ke Stasiun Padalarang. Setiba di Padalarang, Jokowi menyebut bahwa ini kali ketiga dirinya mencoba Whoosh. Rasanya tetap nyaman. Durasi waktu yang ditempuh juga konsisten, yakni 29 menit. ’’Untuk tarif, nanti segera diputuskan. Kurang lebih Rp 250–350 (ribu),’’ ungkapnya.
Dia menegaskan, hingga pertengahan bulan ini, masyarakat bisa menikmati perjalanan dari Stasiun KCJB Halim ke Stasiun Padalarang secara gratis. ’’Yang penting rakyat dilayani dengan baik, rakyat dilayani dengan cepat. Karena fungsi transportasi massal itu di situ, bukan untung dan rugi,’’ ucapnya. Dia pun mencontohkan MRT yang masih disubsidi oleh Pemprov DKI Jakarta dengan total subsidi Rp 800 miliar.
Jokowi melanjutkan, rencana memperpanjang rute kereta cepat hingga Surabaya sudah memasuki masa studi. Dalam dua minggu, proses itu diperkirakan selesai. ’’Lalu, dilanjutkan dengan studi kita sendiri. Setelah kalkulasi selesai, baru diputuskan,’’ ucapnya. (Slv)