Saturday, December 21, 2024
HomeBerita BaruJatimKonvensi Inovasi Petrokimia Gresik KIPG Ke-36 Tahun 2022 Tembus Rp 240 Miliar,...

Konvensi Inovasi Petrokimia Gresik KIPG Ke-36 Tahun 2022 Tembus Rp 240 Miliar, Nilai Tambah Petrokimia Gresik Melalui Inovasi 

Gresik, investigasi.today – Inovasi Petrokimia Gresik sepanjang tahun 2021 tercatat mampu menciptakan nilai tambah atau value creation riil sebesar Rp240,68 miliar bagi perusahaan. Hal ini disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam acara Konvensi Inovasi Petrokimia Gresik (KIPG) ke-36 Tahun 2022 di SOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Rabu (15/6).

Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa, dari total value creation riil tersebut, Rp66,19 miliar atau 27,5 persen diantaranya berkontribusi langsung terhadap perolehan laba perusahaan (direct financial benefit). Ini menjadi bukti bahwa inovasi atau improvement yang dilakukan Insan Petrokimia Gresik mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

“Pandemi Covid-19 di Indonesia tahun lalu memasuki gelombang kedua, lonjakan kasusnya pun cukup tinggi, pemerintah juga menerapkan pembatasan sosial. Kondisi ini memang berdampak bagi dunia industri. Alhamdulillah, kondisi ini justru semakin memacu Insan di Petrokimia Gresik untuk terus berinovasi,” ujar Dwi Satriyo.

Ia menjelaskan, value creation riil tersebut merupakan sumbangsih dari 82% karyawan yang terus berpikir improvement sepanjang tahun 2021 bagi perusahaan. Mereka tergabung dalam 1.158 gugus inovasi. Keterlibatan tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 71,2%.

Ini menjadi bukti bahwa inovasi adalah DNA bagi Insan Petrokimia Gresik dan telah menjadi bagian dari strategi pengembangan perusahaan.

“Kami menyadari inovasi merupakan kunci untuk bertahan di tengah berbagai tantangan yang ada. Berkat inovasi pula, Petrokimia Gresik berhasil mengubah tantangan menjadi peluang selama setengah abad ini,” ujarnya.

Adapun beberapa inovasi unggulan Petrokimia Gresik di tahun 2021 yang disajikan pada konvensi tahun ini diantaranya GIO Digital Office yang mampu menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya. Inovasi tersebut mampu menyumbangkan penghematan sebesar Rp839,6 juta dalam waktu 13 bulan.

Selanjutnya, inovasi dari GIO Fleksi berhasil menurunkan 50% Downtime Pabrik Urea 1A. Inovasi ini mampu menghasilkan potensi penghematan hingga Rp252 miliar dalam waktu tujuh bulan. Kemudian, SS Kuantitatif mampu menurunkan jumlah Pupuk ZA yang tidak sesuai spesifikasi, dari 46 ribu ton menjadi 0 ton dengan Metode Volumetri, sehingga mengurangi potensi kerugian perusahaan akibat keluhan dari end-user.

Terakhir, SS Slundar Slundur sukses memanfaatkan limbah padat hasil kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai bahan baku filler pada Pupuk NPK. Berdasarkan perhitungan verifikasi kinerja keuangan, penerapan inovasi tersebut menghasilkan penghematan sebesar Rp2,9 miliar dalam setahun.

Keempat inovasi tersebut juga telah berhasil meraih predikat “3 Stars” atau kategori tertinggi dalam ajang konvensi inovasi internasional “26th Asia Pacific Quality Organization (APQO). Artinya, karya inovasi tidak hanya berdampak pada perolehan laba bagi perusahaan, tapi juga menginspirasi dan mampu membawa prestasi hingga level internasional.

Dalam ajang Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional (TKMPN) XXV Tahun 2021 dari 20 gugus Petrokimia Gresik Grup mendapatkan 5 Diamond, 13 Platinum dan 2 Gold. Selanjutnya, di ajang Pupuk Indonesia Quality Improvemen (PIQI), dari 4 gugus yang ikut serta, 1 gugus diantaranya memperoleh predikat Excellent, 2 gugus predikat Very Good dan 1 gugus predikat Good.

Konvensi inovasi dengan tema “Light Up Your Innovation Beyond Infinity for the Golden Future of Agroindustry” ini juga menyasar ke anak perusahaan dan perusahaan afiliasi Petrokimia Gresik. Total ada sembilan anak perusahaan Petrokimia Gresik yang mengirimkan 24 gugus inovasinya.

Terakhir, Dwi Satriyo mengatakan bahwa penyelenggaraan KIPG  merupakan media apresiasi manajemen kepada para inovator di lingkungan Petrokimia Gresik Group yang telah memberikan kontribusi nyata dan mampu menjawab tantangan agroindustri di era disrupsi dan hiperkompetisi saat ini.

“Perusahaan tidak hanya sekedar berinovasi namun membutuhkan berbagai breakthrough untuk menjadi solusi agroindustri dan mewujudkan pertanian berkelanjutan. Melalui terobosan tersebut, perusahaan banyak melakukan perbaikan dan peningkatan dari segi kualitas produk, proses bisnis, optimalisasi teknologi, pelayanan, organisasi, dan sebagainya,” tutup Dwi Satriyo. (Adr)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular