Surabaya, investigasi.today – Timur bangkit kembali dengan budaya kesenian melalui Parade Kesenian Barongan Jawa Timur di Surabaya, yang diikuti oleh 14 kelompok seniman tradisi dari berbagai kabupaten/ kota Surabaya, Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Malang, Batu, Pasuruan, Mojokerto, Mojosari, Jombang, Ponorogo dan Sidoarjo.
“Kami menggelar Parade Kesenian Barongan Jawa Timur untuk menunjukkan bahwa provinsi ini sangat kaya kesenian tradisi barongan dari berbagai daerahnya,” ujar Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur Taufik Hidayat atau biasa dipanggil Taufik Monyong.
“Ini baru 10 persen kelompok seni tradisi barongan yang kami munculkan. Melalui parade ini kami ingin menunjukkan bahwa spirit kesenian tradisi Jawa Timur itu kaya, yang terdiri dari sekian banyak jenis kesenian barong, reog, jaranan, bantengan,” katanya.
14 kelompok kesenian itu semula berparade di lokasi seputar lapangan Markas Kodam V Brawijaya Surabaya mulai pukul 14.00 WIB. Lalu mencapai puncak saat semuanya usai berparade dan masing-masing menggelar atraksi di lapangan Markas Kodam V Brawijaya.
Menjelang surup, atau pada saat matahari sedang dalam proses tenggelam di ufuk timur, atraksi dari masing-masing kelompok seniman tradisi ini semakin menjadi atau mencapai puncaknya, yaitu ketika seluruh senimannya kesurupan.
Maka terjadilah kesurupan massal dari para seniman barongan ini. Barong-barong yang terdiri dari jaranan, reog dan bantengan menari semakin menjadi, bahkan ketika di panggung utama ditampilkan musik dangdutan.
Spiritual Kondang, Slamet Hadi Haryono atau biasa disebut Ki Sableng dari Paguron SKM (Syahbandar Kari Madi), sekaligus sebagai Penanggung Jawab acara tersebut, “ Kami sangat apresiasi sekali dengan digelarnya Kesenian Budaya ini sebagai ciri khas budaya jawa kita, dan kita semua perlu melestarikanya sebab banyak nilai luhur dan adiluhung yang bisa kita ambil pelajaran dari budaya ini, “ ujar Ki Sableng
“ Kesenian ini jangan sampai terlupakan oleh generasi kita ,sebab melalui kesenian ini juga sebagai alat pemersatu bangsa, kami berharap kepada jajaran terkait dan masyarakat pada umumnya bersama sama melestarikan budaya ini, “ kata Sakur dari Paguron SKM, Selaku Koordinator Acara.
Pembina Himpunan Paguyuban Reog dan Jaranan Kota Surabaya Tri Suryanto mendorong kesenian barongan dari berbagai daerah di Jawa Timur agar tetap lestari.
“Ini adalah budaya warisan nenek moyang yang tak ternilai dan harus kita lestarikan ,” Katanya.
Kesenian barongan, menurutnya, tak hanya memberi pertunjukan yang bersifat hiburan bagi masyarakat, melainkan juga sarana edukasi.
“Edukasi dari pertunjukan kesenian barongan ini kami harapkan bisa menjadi filter bagi generasi muda agar tidak terpengaruh oleh budaya asing, yang saat ini begitu mudah masuk sampai ke desa-desa di Indonesia,” ujarnya.
Parade Barongan Jawa Timur digelar tak hanya sebagai upaya untuk melestarikannya saja. Sekaligus untuk menyejajarkan berbagai seni barongan yang dimiliki Jawa Timur dengan kesenian barongan asal luar negeri.
“Kalau kelompok kesenian barongan asal luar negeri selama ini bisa masuk dan ditampilkan di mall-mall dan hotel-hotel, kenapa kelompok kesenian tradisional barongan yang dimiliki Jawa Timur tidak,” Kata Taufik.
Kesenian kesurupan barongan memilki nilai kultur ritual dan sekaligus spritual. “Selama ini belum ada satupun kritikus yang menyatakan kesenian kesurupan barongan sebagai strategi kebudayaan,” katanya.
“ Parade Barongan Jawa Timur salah satunya memang menonjolkan segi kesurupannya sebagai simbolisasi kritik, spiritual dan intelektual kebudayaan, yang harus diketahui keberadaannya dan maknanya,”.Pungkas Taufik Monyong.(bud)