
Mojokerto, Investigasi.today- Sejumlah jejak kehidupan sosok presiden pertama Indonesia dapat dijumpai di Kota Mojokerto. Sekitar 8 tahun, Soekarno menghabiskan masa kecilnya di Kota Mojokerto. Namun, belum banyak yang tahu fakta tersebut, termasuk warga Kota Mojokerto sendiri.
“Sebagai warga kota, kita harus tahu sejarah kota kita sendiri. Karena ini bagian dari identitas kita,” ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Selasa (19/4/2022).
Pihaknya memaklumi jika belum banyak masyarakat yang mengetahui fakta tersebut. Mengingat selama ini jejak-jejak sejarah tersebut belum mendapat perhatian serius. Ditambah minimnya literasi yang menyoroti masa kecil Soekarno.
“Kebanyakan familiarnya dengan masa hidup Bung Karno ketika menginjak masa-masa dewasa. Padahal, Bung Karno ini pernah sekolah di Mojokerto. Ada dua sekolah yang pernah menjadi tempat beliau menuntut ilmu. Ini fakta yang penting sebenarnya. Bung Karno mboten ujug-ujug jadi Presiden kan nggih, Pak Bu?,” ucap sosok yang akrab disapa Ning Ita ini saat bersafari Ramadhan Ashar di Masjid Roudhotul Jannah.
Menyadari hal tersebut, di masa kepemimpinannya ini, Ning Ita mulai menaruh perhatian terhadap persoalan tersebut. Beberapa tahun terakhir, pihaknya menggarap proyek revitalisasi sejumlah lokasi bersejarah di Kota Mojokerto, seperti SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto.
Sejumlah upaya mulai berbuah hasil. Terbukti, beberapa kali event yang dilaksanakan di Kota Mojokerto dengan mengangkat tema Soekarno mampu menarik partisipasi masyarakat, baik dalam maupun luar Kota Mojokerto.
“Kami masih terus melakukan upaya revitalisasi. Karena ini memang termasuk program prioritas pembangunan Kota Mojokerto. Harapannya, selain menambah pengetahuan sejarah masyarakat, ini juga bisa menjadi sebuah peluang wisata sejarah yang kemudian dapat menguntungkan masyarakat, khususnya warga Kota Mojokerto,” terangnya di hadapan para jamaah masjid yang berlokasi di jalan raya Surodinawan tersebut.
Selain memberikan penjelasan, Ning Ita juga melemparkan sejumlah pertanyaan terkait titik-titik bersejarah di Kota Mojokerto. Hal tersebut sebagai salah satu strategi untuk mengedukasi sekaligus membangun keakraban dengan warga. Sejumlah jamaah ibu-ibu yang berhasil menjawab pertanyaanpun mendapat bingkisan menarik dari Ning Ita.
“Alhamdulillah ngge Bapak Ibu, ini kita sambil belajar sejarah Kota kita sendiri jadinya. Bangga mboten? Saya yakin panjenengan juga pasti bangga. Nanti, bisa diceritakan ke keluarga yang lain, biar semua tahu dan ikut bangga dengan katanya sendiri,” pungkas Ning Ita. (Yanto)