
Jakarta, Investigasi.today – Ganjar Pranowo-Erick Thohir dianggap duet sempurna untuk Pemilu 2024. Duet antara Gubernur Jawa Tengah dengan Menteri BUMN itu disebut merepresentasikan paham Nasionalis-NU.
Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai Ganjar-Erick merupakan komposisi yang tepat untuk diusung sebagai Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawaapres) di Pilpres 2024. Menurut Ray, Erick dapat melengkapi puzzle yang mampu menyumbang kemenangan Ganjar di pesta demokrasi nanti.
“Ganjar Pranowo moderat nasionalis, Erick Thohir masih terkandung agama religiusitas sebagai warga NU,” kata Ray.
Ray mengungkapkan Ganjar Pranowo punya basis suara moderat yang cukup kuat. Sedangkan Erick Thohir mampu menghimpun para pemilih dari kelompok NU.
Erick Thohir bisa dikatakan sebagai kader terbaik NU yang bertarung di Pilpres 2024 nanti. Elektabilitas dari anggota kehormatan Banser ini sebagai cawapres jauh lebih tinggi dibandingkan sesama kader NU lain seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Survei dan Polling Indonesia (SPIN) mencatat, dalam survei terbaru yang mereka gelar, elektabilitas Erick Thohir tercatat sebesar 17,1 persen. Jauh lebih unggul dibandingkan dengan Khofifah dan Muhaimin yang masing-masing di angka 4,1 persen dan 2,4 persen.
Itu baru satu keunggulan Erick Thohir. Keunggulan lainnya, Erick berhasil menuntaskan tugas strategis dari NU. Tugas tersebut yaitu membuat rangkaian Resepsi Satu Abad NU berjalan dengan sukses.
Di event bersejarah itu, Erick mendapat amanah sebagai Ketua Steering Committee Panitia Harlah ke-100 NU. Kesuksesan tersebut, menurut Ray, bedampak pada elektoral Erick Thohir.
Dengan deretan prestasi itu, Ray menyatakan Erick adalah sosok cawapres yang mampu melengkapi peta suara Ganjar Pranowo jika terjung dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.
“Erick Thohir bisa masuk ke berbagai kelompok masyarakat. Ke Islam politik tidak masalah, ke politik Islam tidak ada masalah, ke kelompok modernis tidak ada masalah, di kelompok moderat tidak masalah. Jadi bisa diterima semua pihak,” kata Ray. (Slv)