Teks foto ; Off produksi, karyawan JeBeKoKo gelar kerja bhakti
GRESIK , investigasi.today – Pasca didemo warga Manyar pekan lalu, kegiatan produksi PT JeBeKoKo Gresik sudah genap satu minggu tidak beroperasi. Sebanyak 85 karyawan di Bagian Produksi hanya melakukan maintenance, seperti terlihat Jumat (20/7).
Warga menuntut operasional perusahaan pengolahan cokelat itu berhenti lantaran bau yang ditimbulkan dianggap mencemari lingkungan. Noviek Zulianto, Assistance Manager Production JeBeKOKO mengungkapkan jika bau itu muncul akibat penyumbatan dalam alat produksi.
“Beberapa penyumbatan sudah kita perbaiki, lainnya tengah proses perbaikan juga,” ujarnya.
Sayangnya ia tidak bisa memastikan kapan perbaikan tersebut rampung dan operasional produksi kembali normal.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sebenarnya pihaknya bekerjasama dengan laboratorium independen yang ditunjuk Pemerintah. Dan pihak laboratorium ini secara periode rutin melakukan pengecekan. Hasilnya, bau yang ditimbulkan masih di bawah ambang batas.
“Tapi kita tidak bisa lepas dengan masyarakat, maka kita berupaya mengakomodir aspirasi dari warga sekitar perusahaan,” ujar Noviek.
Teks foto ; kegiatan bersih-bersih yang dilakukan karyawan PT JeBeKoKo
Ditya Rachmawati, General Affair & Ext Relation JeBeKOKO menjelaskan, karyawan yang berada di Bagian Produksi hanya melakukan perbaikan-perbaikan mesin. Menurutnya, ini menjadi kesempatan JeBeKOKO untuk melakukan maintenance agar performa mesinnya kembali maksimal.
“Meskipun tidak beroperasional, Manajemen tetap memberikan hak karyawan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Ia juga tidak bisa memastikan kapan perusahaan akan kembali beroperasi. Tapi Ditya memastikan kalau setiap harinya ia melaporkan kegiatan dan perbaikan kepada Pemerintah. Ia juga akan berupaya menyampaikan progresnya ke masyarakat.
“Saat ini juga ada pihak dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Gresik tengah melakukan koordinasi,” ungkap Ditya.
Ditambahkannya, saat ini yang berhenti operasional di perusahaannya hanyalah Bagian Produksi. Sedangkan administrasi, distribusi, dan beberapa bagian non-produksi lainnya berjalan normal. “Kita masih punya banyak stok hasil produksi di gudang yang tetap harus didistribusikan, begitu juga dengan bahan baku yang saat ini ada di Pelabuhan, sekarang tengah kita bongkar untuk dibawa ke gudang penyimpanan,” ungkapnya.
Saat ditanya kerugian yang ditimbulkan perusahaan saat tidak berproduksi, Ditya mengaku saat ini pihaknya tengah mengalkulasi. “Masih kita hitung, saya tidak bisa menjawab sekarang,” tandasnya. (Ink)