
Jakarta, investigasi.today – Bersama gerakan Pandu Laut Nusantara dan 200 aktivis pencinta laut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menggelar aksi pawai bebas sampah plastik di area CFD Bundaran HI hingga Taman Aspirasi, Monas, Jakarta, Minggu (21/7).
Terlihat Susi ikut membentangkan spanduk bertuliskan ‘Tolak Plastik Sekali Pakai’. Susi menilai kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan tak menggunakan plastik sekali pakai.
Menurutnya, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik nomor 2 dunia setelah China.
“Indonesia katanya bangsa besar, eh buang sampah (plastik) nomor 2 di dunia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Susi mengajak semua pihak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik dan sedotan. “Kalau kita tidak kurangi pemakaian plastik sekali pakai mulai dari sekarang, pada 2040 laut kita akan terancam. Nantinya sampah plastik bisa lebih banyak dari pada ikan, kita makannya protein plastik,” terangnya.

“Saat ini, Pemerintah Bali dan Banjarmasin sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai,” jelasnya.
“Sampah plastik 70 persennya berakhir di lautan kita. Pulang dari sini janji tidak mau lagi pakai kresek, kita pakai tas dari kain, see the future, beautiful bag, cantik kan!,” tegas Susi.
Sementara itu, Vokalis Slank, Kaka, yang ikut hadir dalam acara ini berharap melalui musik masyarakat tergugah mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
“Musik itu dipercaya untuk bisa mengumpulkan orang, untuk berkumpul dalam satu ide. Kehadiran gue adalah supaya kampanye ini bisa menjadi lebih besar lagi,” ungkapnya.

Dalam acara tersebut, sejumlah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup, seperti Pandu Laut Nusantara, EcoNusa, Walhi, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta Greenpeace Indonesia berkreasi dengan merangkai sampah plastik menjadi monster plastik berbentuk ikan jenis anglerfish yang ukurannya sebesar mobil sampah.
Ikan monster ini divisualisasikan sebagai bentuk penolakan masyarakat terhadap sampah plastik sekali pakai.
Monster ini terlihat menganga dan menunjukkan taring serta matanya yang tajam. Seramnya monster ini sama seperti ancaman sampah plastik yang menghantui bumi Indonesia di masa depan, khususnya di sektor laut.
(Ink)