
Surabaya, Investigasi.today – PDAM Surya Sembada mulai memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada 17 Agustus. Beragam kebutuhan sudah disiapkan, mulai tempat produksi hingga mesin dan laboratorium.
Tempat produksi AMDK terletak di reservoir Putat. Lokasi itu dipilih untuk memudahkan proses produksi AMDK. Sebab, reservoir Putat sudah tersambung dengan pipa air Umbulan.
”Air Umbulan digunakan sebagai bahan baku AMDK,” jelas Dirut PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono Jumat (4/8).
Produksi perdana 17 Agustus nanti belum bersifat massal. Tapi, masih berupa uji coba sehingga belum bisa diperjualbelikan. Manajemen PDAM, jelas Arief, masih harus mengurus legalitas perizinan.
Mulai izin edar, sertifikat halal, izin dari BPOM, hingga sertifikasi ISO. Sedikitnya butuh waktu enam bulan sampai setahun lagi untuk bisa diproduksi secara massal.
”Ini masih uji coba. Kalau lancar, berarti tahun depan baru bisa diperjualbelikan,” paparnya.
Sembari menunggu perizinan, untuk sementara air itu dikonsumsi di internal PDAM. Jenis air yang diproduksi berupa air dalam galon dan botol. Untuk kebutuhan selama uji coba, manajemen menggelontorkan anggaran Rp 6 miliar.
”Ini akan berjalan paralel. Sambil uji coba sekaligus mengurus legalitas. Termasuk menentukan merek,” jelas Arief.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno menilai AMDK bisa menjadi lini usaha PDAM yang menguntungkan. Inovasi itu sangat potensial menambah pendapatan PDAM. Dengan demikian, dividen yang disetor ke APBD Pemkot Surabaya juga bisa bertambah.
”Ini potensial sekali. Pasarnya juga sudah jelas,’’ papar Anas. Menurut dia, lingkungan perkantoran Pemkot Surabaya bisa menjadi sasaran pemasaran. (Laga)