Sumenep, Investigasi.today – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kabupaten Sumenep yang terletak di Ujung Timur Pulau Madura ini, Pada Awal Bulan Puasa Sumenep dihebohkan dengan adanya masyarakat yang positif Covid-19, yang selama ini di pulau Madura hanya ada 2 kabupaten yang bertahan di zona hijau yaitu Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Sampang tapi ternyata Pada awal puasa Sumenep Jebol Positif Covid-19.
Setelah usai Jumpa Pers terkait dengan adanya penjelasan dari ke empat pasien yang terkonfirmasi Covid-19 yang ada di Kabupaten Sumenep. Tim Penanganan covid 19 langsung menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Ruang VIP Rumah Dinas (Rumdis) Bupati Sumenep, Jumat (24/4) kemarin.
Pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) tersebut digelar dan dilaksanakan bertujuan untuk membahas beberapa langkah yang akan diambil dalam menghadapi dalam penanganan pasien maupun dalam pencegahan dan penularan Covid-19 di Kabupaten Sumenep agar tidak meluas lagi.
Rapat Kordinasi (Rakor) dari hasil Rapat tersebut diperoleh beberapa poin dan langkah untuk yang akan diambil dari pencegahan awal diantaranya untuk seluruh keluarga pasien yang terjangkit positif Covid-19 akan tetap diisolasi sekaligus dengan dilakukannya Rapid Test.
Dan begitu juga yang ada di lingkungan yang ke empat pasien positif Covid 19 ini, dari tim akan mengisolasi dari keluarga pasien dan juga dilakukan pemantauan secara intensif dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.
Langkah yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep akan segera melakukan pembatasan sosial hingga sampai ke tingkat kecamatan dan desa yang utamanya di wilayah Kota Sumenep. Sedangkan secara teknisnya akan dibahas secara detail, pada saat Rapat di Kantor Kecamatan Kota Sumenep pada hari ini sabtu (25/4).
Dari ke empat orang pasien positif Covid-19 ini, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kabupaten Sumenep terkonfirmasi positif terjangkit Virus Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Sumenep selanjutnya mengambil langkah untuk memulai dari hari sabtu (25/4) akan diberlakukan sebagai protokol kesehatan bagi penumpang semua angkutan dan membatasi jumlah penumpangnya ini bertujuan untuk mengurangi dan membatasi mata rantai terhadap penyebaran Virus Corona Covid-19. (Fathor).
