Jakarta, Investigasi.today – Terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo karena dugaan korupsi benih lobster, mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahean menyebut bahwa Novel Baswedan yang memimpin penangkapan tersebut hanya fokus pada kasus receh-receh saja.
Melalui akun Twitter pribadinya, @Ferdinand Haean3, ia mengatakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto secara politik merupakan pihak yang sangat dirugikan atas penangkapan Edhy Prabowo. Ferdinand juga mempertanyakan, siapakah pihak yang secara politik paling diuntungkan dari penangkapan tersebut.
Dalam cuitannya yang lain, Ferdinand juga mengatakan bahwa Novel Baswedan selaku orang yang memimpin penangkapan Edhy Prabowo hanya fokus pada korupsi ecek-ecek, tetapi diam dengan kasus lainnya. Lagi-lagi Ferdinand mempertanyakan siapa yang diuntungkan secara politik dengan kasus penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut.
“Saya politisi, maka saya lebih suka melihat penangkapan EP Menteri KKP yang orang paling dekat @prabowo secara politik. Novel Baswedan memimpin timnya fokus pada korupsi ecek-ecek suap tapi diam tentang fee e-formula ratusan milliar yang nyata-nyata raib tanpa hasil. Siapa yang diuntungkan secara politik?,” tulis Ferdinand dalam cuitannya.
Namun begitu, Ferdinand juga mengucapkan selamat kepada KPK yang berhasil menangkap sosok besar, dalam hal ini menteri dengan korupsi ecek-ecek mengenai suap benih lobster. Ferdinand berharap, KPK dan Novel Baswedan juga memimpin timnya untuk turun ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memerikasa aliran uang Fee E-Formula senilai Rp560 M yang disebut raib merugikan negara.
Pria kelahiran Sumatra Utara ini juga penasaran tentang barang bukti apa saja yang disita oleh KPK dalam penangkapan tersebut, ada berapa banyak uang yang ikut diamankan KPK. Menurutnya, suap ijin ekspor benih lobster ini berada dalam kisaran angka 1 hingga 5 Milyar saja dari satu perusahaan. Dibandingkan dengan Fee E-Formula yang mencapai nilai Rp560 M.
Dalam rangkaian cuitan yang dibuat pada Rabu (25/11), Ferdinand mengaku lebih suka melihat peran Novel Baswedan dalam memimpin penangkapan Edhy Prabowo sebagai sosok yang dinilai paling dekat dengan Menhan Prabowo. Ferdinand juga meminta agar Gubernur Jawa Tengah untuk waspada karena apa yang tidak ada bisa dijadikan ada.
“Melihat sisi politiknya, penangkapan yang dipimpin oleh Novel Baswedan ini, saya cuma mau bilang, mas @ganjarpranowo waspada mas! Yang tidak ada bisa ada, yang ada bisa tidak ada! Politik memang penuh siasah dan strategi!,” tulis Ferdinand.
Sebagai tokoh politik, Ferdinand memberikan pandangan dari sisi politik. Ia meminta agar Ganjar Pranowo berhati-hati, karena dalam politik memang penuh siasat dan strategi.
Mantan Politikus Demokrat ini mendukung langkah Ganjar yang siap melawan siapapun penganggu NKRI, karena orang-orang asing yang menganggu NKRI adalah proxy war yang menginginkan perpecahan Indonesia. (Ink)