Medan, Investigasi.today – Pungli di objek wisata pantai sujono tetap marak dilakukan oleh sekelompok orang. Pungli yang sudah berjalan bertahun-tahun tersebut sudah merusak tata kelola objek wisata batubara (4/01).
Pantai sujono yang terletak di dusun mesjid desa lalang kecamatan medang deras kabupaten batubara yang ramai dikunjungi oleh pemuda dan remaja maupun orang tua beserta sanak keluarga yang datang dari luar daerah maupun dari daerah tersebut kerap merasa tidak puas terhadap pengutipan retribusi objek wisata tersebut.
Pasalnya retribusi dengan nominal Rp. 10.000 yang dikutip sejumlah orang tersebut diduga tidak masuk ke pendapatan asli daerah. Hal tersebut dikatakan T.nenggolan(50) kepada awak media.
“Retribusi pengutipan uang masuk ke pantai sujono itu harus kita pertanyakan, kita liat pasilitas yang diberi pemkab terhadap pantai tidak ada terliat tapi stempel yang dikarcis stempel dispora batubara”ungkapnya penuh dengan kecewa.
Terpisah”indra mingka ketua LSM lembaga konserpasi lingkungan hidup sumatra utara (LSM-LKLH SUMUT) mengatakan kepada awak media di jl Hj. Jainul medan petisah ” pengutipan karcis masuk yang dilakukan sejumlah orang itu di duga melakukan pungutan liar, terliat dari karcis masuk ada dua persi. Bulan januari ini sudah terliat ada stempel dispora batubara sebelum tidak ada stempel sama sekali. Hal ini sangat disayangkan karena sudah menghilangkan pendapatan daerah tersebut. Stempel tersebut juga kita pertanyakan keaslianya, karena bisa kita liat pegawai dari dinas pariwisata tidak ada yang bertugas sampai saat ini”
Lanjutnya” kalau tidak masuk ke pendapatan daerah, negara rugi sampai ratusan rupiah pertahunnya. Bisa di kalikan saja per orang itu Rp.10.000 tiap per minggunya mungkin mencapai puluhan juta karcis terjual, jadi biarlah publik menilainya berapa keuntungan mereka dan masuk ke kantong siapa saja uang retribusi tersebut”. Pungkasnya.
Tambahnya” dinas kebudayaan,pariwisata, pemuda dan olahraga(disbudparpora) batubara harus menjelaskan kegiatan sejumlah orang tersebut”.
Ketika awak media menghubungi kadispora batu bara, Ishak liza dan kabid ronal tidak mengaktifkan telepon selulernya.(Acong sembiring)