Surabaya, Investigasi.today – Jelang Bulan Suci Ramadan penjual bunga di area Makam Ngagel dibanjiri pembeli. Bak pasar, kawasan raya Ngagel dipadati penjual bunga dadakan di pinggir jalan hingga depan parkiran.
Tradisi menjual bunga dadakan ini selalu terlihat ketika masuk di awal bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Pembeli bisa memilih bunga untuk disekar ke makam keluarga, mulai dari bunga mawar, melati, kenanga, jambe hingga daun pandan yang di iris. Bahkan mereka pun menyediakan air dalam botol untuk siraman makam.
Salah satunya penjual bunga asal Ngagel Rejo, Nur Jayanti, mengaku sehari-hari membuka warung di kawasan makam. Namun jika ada momentum nyekar atau berkunjung ke makam seperti ini, ia pun berjualan bunga sama dengan yang lain.
“Lumayan setiap tahun saya juga berjualan bunga, selain nasi di depan makam, karena memang momennya pas sekali masyarakat yang datang ke makam selalu membutuhkan bunga,” ucap wanita berusia 60 tahun ini.
Harga bunga dipatok mulai dari lima ribu hingga dua puluh ribu rupiah tergantung permintaan penziarah. Jika hanya bunga campur tanpa tambahan, ia memberikan harga lima ribu rupiah namun jika minta bunga mawar satu mawar dihargai dua ribu rupiah.
“Harganya beda, kalau satu plastik biasa campur cuma lima ribu, tapi kalau minta ada mawarnya ya tinggal ditambah harga per mawarnya dua ribu karena memang mawar mahal jadi ya beda harganya,” ungkapnya.
Dalam satu hari, Nur bisa meraup keuntungan lima ratus ribu hingga satu juta rupiah untuk penjualan bunga di makam. (Slv)
