
Jakarta, investigasi.today – Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak tentang isu perubahan iklim yang menjadi tantangan nyata bagi Indonesia. Bahkan, penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya Covid-19.
menurut Jokowi, dampak perubahan iklim sangat luas dan multisektoral. Salah satunya terkait bencana alam dan ketahanan pangan.
“FAO (organisasi pangan dunia) menyebut lebih dari 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi lebih dari 80% sumber pangan dunia adalah kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim. WHO juga memprediksi akan ada 13 juta orang kelaparan akibat terhambatnya rantai pasok akibat perang Ukraina,” bebernya.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberi sambutan Rakornas BMKG 2022 bertema ‘Peran Info BMKG Dalam Mendukung Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional’ secara virtual, Senin (8/8).
“Hati-hati, ini sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat-cepatnya dan sebaik- baiknya”, imbuhnya.
Jokowi menekankan, dampak perubahan iklim sangat serius sehingga Indonesia perlu memiliki kebijakan yang teruji dan tangguh. Hal ini untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan.
Terlebih, sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi juga wajib dimiliki. Kembali ke substansi Rakornas, bagi Jokowi, BMKG punya peran sangat strategis untuk mewujudkannya, khususnya terkait monitoring prediksi dan peringatan dini kondisi cuaca serta iklim ekstrem.
“Ini sangat membantu perumusan strategi penanggulangan dan pencegahan. Oleh karena itu saya perintahkan BMKG mengidentifikasi risiko iklim dan dampaknya secara menyeluruh. Mengidentifikasi adaptasi apa saja yang bisa kita lakukan, meningkatkan kapasitas SDM dan peralatan untuk pemodelan cuaca dan iklim yang menggabungkan informasi dari teknologi satelit,” urai Jokowi.
Tak hanya itu, Presiden juga meminta agar BMKG memperkuat layanan informasi dan literasi terutama di wilayah pertanian dan perikanan. Sehingga, petani bisa mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem.
“Perluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan lapang cuaca nelayan sehingga bisa memberi dampak signifikan,” tandas Jokowi.
Dalam rakornas itu, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menyampaikan harapan kepada BMKG agar bisa menjadi benteng peringatan dan mitigasi dini bencana bagi Indonesia, mengingat Indonesia berada di cincin api alias negara yang rawan bencana gunung berapi. (Ink)