Friday, March 14, 2025
HomeBerita BaruJatimPetani Mengeluh Kelangkaan Pupuk dan Banjir Kali Lamong, Ini Kata Nur Saidah

Petani Mengeluh Kelangkaan Pupuk dan Banjir Kali Lamong, Ini Kata Nur Saidah

Nur Saidah saat mendengarkan keluhan petani

Gresik, Investigasi.today – Kelangkaan pupuk dan banjir akibat luapan Kali Lamong yang terjadi tiap tahun menjadi keluhan petani di wilayah Gresik Selatan, khususnya di wilayah Kecamatan Benjeng. Seperti yang disampaikan Suparto, salah seorang petani asal Desa Deliksumber, Benjeng, Gresik, Jawa Timur kepada Wakil Ketua DPRD Gresik, Nur Saidah.

Suparto menyampaikan keluh kesah dan kebingungannya saat sudah menanam padi tapi pupuknya belum ada, kelangkaan dan mahalnya harga pupuk menjadi pemicunya.

Suparto berharap kepada pemerintah segera mengatasi masalah pupuk ini. “Tolong masalah kelangkaan dan mahalnya harga pupuk segera dicarikan solusi, supaya kedepan petani tidak gagal panen,” ungkapnya, Minggu (27/3).

“Pokoknya bagaimana caranya ketika waktu memupuk, kita tidak kesulitan mencari pupuk dan harganyapun tidak mahal. Sehingga padi bisa tumbuh dengan baik dan petani tidak gagal panen,” lanjutnya.

Tidak hanya masalah kelangkaan pupuk, Suparto juga mengeluhkan tentang banjir Kali Lamong yang setiap tahun menerjang daerahnya. “Kami juga berharap agar pemerintah turun tangan mengatasi luapan Kali Lamong yang mengakibatkan banjir setiap tahun,” tuturnya.

“Setiap tahun sawah kami tergenang banjir, bahkan sampai masuk ke pemukiman dan rumah warga,” keluhnya.

Terkait keluhan-keluhan warga tersebut, Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Saidah mengatakan bahwa terkait kelangkaan pupuk, pihaknya sudah beberapa kali memanggil dinas terkait. “Sudah beberapa kali kami rapatkan dengan dinas terkait, memang ini kondisi tahunan,” ungkapnya.

“Kita mencoba untuk memperbaiki sistem, kemarin dinas pertanian dan perwakilan dari dewan menyampaikan keluhannya ke provinsi terkait dengan LDKK yang memang tidak sesuai dengan target yang dibutuhkan di lapangan. Terutama bagi petani tambak itu memang tidak ada jatahnya, sehingga itu menimbulkan ketimpangan pupuk,” jelas politisi Gerindra ini.

Nur Saidah menambahkan, karena tidak ada jatah, petani tambak terpaksa mengambil jatahnya yang dari sawah, jadi petani tambak juga disini masih ada kesenjangan.

“Sama-sama petaninya, dan ini salah satu faktor penyebab. Juga terkait dengan pendataan LDKK yang tidak seimbang,” tuturnya.

Lebih jauh Nur Saidah mengatakan, khususnya yang tambak tidak ada alokasi pupuk, jadi para petambak juga berusaha gimana caranya bisa dapat pupuk. Sehingga hal ini juga menyebabkan jatah dari petani yang sawah itu juga bisa pindah tangan ke yang lainnya.

“Namun sayang itu adalah kewenangan provinsi, dinas terkait sudah melakukan komunikasi dengan provinsi, namun mereka pun tidak bisa berbuat banyak, apa lagi Kabupaten,” terangnya.

“Masalah seperti ini, tidak hanya terjadi di Gresik saja, tapi Kabupaten lainnya juga mengalami. Insyaallah mungkin sudah ada perubahan, walaupun tidak besar,” tandasnya.

Terkait luapan Kali Lamong yang menyebabkan banjir tahunan, Nur Saidah menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Timur sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp100 milyar. Selain itu dianggarkan dari APBD, baik untuk pembebasan lahan dan infrastruktur lainnya yang terkait dengan penanganan banjir Jali Lamong.

“Salah satunya perbaikan di depan Kecamatan Benjeng, nantinya itu semuanya dipasang Box Culvert,” tandasnya. (Slv)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -



Most Popular