Surabaya, investigasi.today – Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo memimpin langsung pelaksanaan apel pagi di halaman Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Senin (11/12) pagi. Kepada para pejabat eselon dan para ASN yang hadir pagi itu, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Jatim ini menyampaikan empat hal pokok, yakni soal anggaran, bencana, bonus demografi dan pilkada.
Ada program yang sangat penting, per tanggal 8 Desember kemarin penyerapan anggaran kita baru 81,45 persen. Untuk itu saya minta tanggal 15 Desember besok harus selesai semua dan tanggal 20 Desember masuk di Sekretariat, terang Pakde Karwo.
Pakde Karwo mengatakan, selama ini penyerapan angaran di Pemprov Jatim berkisar 94-95 persen. Untuk itu ia meminta para pimpinan untuk mengecek setiap laporan, jangan hanya sekedar tandatangan. Hal ini dikarenakan 50 persen lebih keberhasilan organisasi ditentukan leadership, maka penguasaan peraturan harus dikuasai betul. Saya minta 2 jam setiap hari untuk belajar baik peraturan maupun pengembangan disiplin di biro, staf ahli, asisten, pesannya.
Kedua, terkait adanya bencana alam di Kab. Pacitan, Pakde Karwo meminta para pegawai di lingkungan Pemprov Jatim untuk mendoakan agar tidak ada lagi bencana di tahun ini dan semoga di tahun depan bencana lebih sedikit. Kata ahli tasawuf, musibah adalah bentuk ujian agar kita lebih dekat Allah SWT, katanya.
Menurutnya, saat ini alam semakin sulit diprediksi. Untuk itu harus dibuat model penyelesaian bencana seperti pembangunan rumah rusak oleh pemerintah serta pengurusan tanah dan jalan oleh pemkab/pemkot. Pemprov Jatim juga memberikan tunjangan hidup sebesar 900 ribu rupiah/jiwa/bulan bagi masyarakat yang rumahnya rusak dan tidak bisa bekerja. Jangan sampai masyarakat merasa sepi di tempat ramai, jadi negara harus hadir untuk mengurus, pesannya.
Pesan ketiga yang disampaikan Gubernur dalam apel kali ini adalah beberapa permasalahan di tahun 2018-2022 mendatang. Pertama soal bonus demografi, dimana pada tahun 2017 nanti jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 69,60 persen. Sehingga program mendasar yang harus dilakukan adalah soal kesehatan dan SDM/pendidikan. Kedua hal ini harus dilakukan terutama di wilayah tapal kuda.
Masalah lainnya adalah sebanyak 36,49 persen penduduk di sektor pertanian hanya menyumbang 13,31 persen PDRB Jatim, sehingga inflasi di pedesaan tinggi. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani masih menjual gabah kering panen, sehingga ke depan mesin giling dan packaging harus ada di desa. Soal ini kita dijadikan pilot project nasional, katanya.
Di akhir sambutannya, Pakde mengingatkan ASN untuk netral dalam pilkada. Ia meminta pegawai membaca surat kabar yang netral serta mengingatkan pegawai untuk tidak jadi tim sukses. Saya pun sebagai gubernur harus netral karena sebagai penyelenggara pilkada yang baik, dan kenetralan ini menjadi jati diri pegawai, tegasnya.
Apresiasi Pegawai
Pada kesempatan ini, Pakde Karwo menyampaikan terimakasih dan rasa bangga kepada ASN Pemprov Jatim yang telah bekerja sangat luar biasa. Dimana selama setahun ini hingga sekarang, Jatim mendapat 22 penghargaan baik nasional dan internasional.
Salah satu penghargaan terakhir yang diraih Pemprov Jatim adalah Dana Rakca 2017 dari Menteri Keuangan RI. Penghargaan ini diraih Jatim karena memenuhi berbagai kriteria utama seperti mendapatkan opini WTP atas laporan keuangan pemerintah daerah, penetapan APBD tepat waktu, serta sistem pengelolaan keuangan dan pemerintahan paling baik (e-government dan e-budgeting). Terimakasih telah bekerja dengan hati, pungkasnya. (yit)