Gresik, Investigasi.today – Nasikah, warga Desa Kedanyang, Kebomas, Gresik, Jawa Timur harus menelan kenyataan pahit.
Karena pinjaman sebesar Rp 8 juta dari BPR Bumi Sanggabuana Gresik yang tidak diketahuinya, kini hutangnya membengkak jadi Rp100 juta dan rumahnya yang jadi jaminan terancam disita oleh pihak bank.
Nasikah menuturkan, pada 2006, almarhum suaminya M Yasin meminjam uang di BPR Bumi Sanggabuana sebesar Rp 8 juta.
“Pada 2021, suami saya meninggal dunia. Karena pihak bank tidak pernah menagih ke rumah, saya berfikir utang sudah lunas,” ungkapnya, Jumat (27/5).
Untuk memastikan, saya dengan anak-anak pergi ke BPR Sanggabuana menanyakan pinjaman almarhum suami sudah lunas atau belum,” lanjutnya.
Saat tiba di bank, warga Desa Kedanyang Kebomas ini kaget karena disuruh menyetor uang ratusan juta.
Tidak hanya itu, selang beberapa lama pihak BPR datang ke rumahnya dan menulis pakai cat merah, “DALAM JAMINAN BANK” itupun tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Mendapat kenyataan pahit seperti ini, Nasikah dan anak-anaknya pun meradang.
Mendengar peristiwa ini, pada 24 Mei 2022,
Wawan, mendampingi Nasikah mendatangi kantor BPR Bumi Sanggabuana untuk mengkroscek terkait masalah ini.
Saat di sana, mereka ditemui petugas bank dan dijelaskan bahwa benar korban Nasikah memiliki utang senilai Rp8 Juta dengan angsuran Rp. 545.000,- tenor 23 bulan.
“Jika diilustrasikan angsuran segitu plus provisi dan administrasi sampai dengan saat ini dianggap 600 ribu rupiah dikalikan 177 bulan Sebesar Rp. 106 Juta,” jelas Wawan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait hal ini melalui sambungan seluler, Yudi, salah satu pengawai BPR Bumi Sanggabuana Gresik tidak mau mengangkat meski terdengar nada dering tersambung.
Dihubungi lewat WA juga dibalas. (Slv)
