Jakarta, Investigasi.today – Surat pernyataan yang mengatakan jika Ninoy diperlakukan dengan baik saat berada di Masjid Al Falaah yang beredar di media sosial tak lama setelah terjadinya peristiwa penyekapan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial tersebut ternyata dibuat karena paksaan.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Dedy Mukti
mengatakan bahwa surat pernyataan yang dibuat Ninoy Karundeng terkait peristiwa penganiayaan dan penyekapan terhadap dirinya dibuat berdasarkan arahan dari para tersangka penganiayaan.
“Sejumlah oknum yang dipilih sebagai tim medis di TKP juga bertugas menuntun korban membuat surat pernyataan yang isinya tidak mempermasalahkan peristiwa penganiayaan maupun penyekapan yang bersangkutan di lokasi kejadian,” ungkapnya di Polda Metro Jaya, Selasa (22/10).
Salah satu anggota tim medis tersebut diketahui sebagai dokter yang bernama Insani Zulfah Hayati alias INS alias IZH yang telah terlebih dulu ditetapkan sebagai tersangka.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ninoy mengatakan kepada media bahwa surat pernyataan bermeterai tersebut memang ditulis olehnya. Namun dia menulis surat itu dalam kondisi di bawah ancaman akan dibunuh bila tidak menuruti arahan penculiknya saat itu.
“Surat pernyataan itu betul saya yang menulis, tapi kalau saya tidak menulis, saya akan dibunuh. Jadi saya harus mengikuti apa yang mereka mau,” ucap Ninoy di Gedung Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Jumat (11/10) lalu.
Ninoy menuturkan dirinya tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti perintah yang diberikan oleh para penculiknya. Karena mereka siap untuk menghabisi nyawanya jika dia menolak.
“Saya sudah putus asa dan tidak bisa berbuat apapun untuk menyelamatkan nyawa, kecuali mengikuti kemauan mereka. Saat itu mereka juga sudah mempersiapkan macam-macam,” tandasnya. (Ink)
