Surabaya, investigasi.today – Banyak Masyarakat menilai mundurnya La Nyalla Mahmud Mattaliti dari pencalonan gubernur Jawa Timur (Jatim) melalui Partai Demokrat adalah sebuah keberanian dan ketegasan. La Nyalla merupakan figur seorang pemimpin yang konsisten menjunjung tinggi Komitmen.
mundurnya La Nyalla masyarakat mengira setelah membaca peta politik, pertimbangan, dan keputusan yang matang, karena Partai Demokrat tidak memiliki komitmen politik yang sehat. Bagi dia, proses politik bukan soal menang atau kalah, Tapi harusnya proses yang ditunjukkan para elite partai bisa menunjukkan cara berdemokrasi yang baik
Sekali layar terkembang pantang untuk mundur, apalagi untuk membela Keadilan sosial masyarakat jawa Timur , seluruh rakyat dan para Ulama jatim berharap pemimpin berlatar belakang pengusaha dan profesional , dan dari hasil survey beberapa bahkan banyak lembaga independen menyatakan Elektabilitas, aseptabilitas dan Polularitas semakin melaju pesat meninggalkan calon-calon yang lain , La Nyalla semakin optimis maju mencalonkan Gubernur Jawa Timur 2018 demi memenuhi harapam masyarakat jatim yang berkeadilan sosial
Dan dari beberapa lembaga Survey salah satunya Indonesia Development Monitoring (IDM) menyatakan La Nyalla Berpotensi Menangkan Pilgub Jawa Timur 2018
Direktur Eksekutif IDM Fahmi Hafel menjelaskan, survei ini dilakukan mulai 10 September sampai dengan 20 September 2017 di seluruh kota dan kabupaten di Jawa Timur.
Selain itu juga, mengusung tema “Memotret Pilihan Masyarakat Jawa Timur Jelang 9 Bulan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur”, dengan melibatkan responden sebanyak 1425 Warga Jawa Timur yang sudah memiliki hak pilih dan akan memiliki hak pilih pada saat Pilgub digelar nanti.
“Survei ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar kurang lebih 2.6 persen,” ujarnya dalam keterangan yang diterima pada Kamis (5/10/2017).
Fahmi mengungkapkan hasil dari survei lembaganya ini menunjukkan bahwa dalam hal tingkat keterpilihan, masyarakat Jawa Timur lebih banyak memilih La Nyalla Matalitti dengan persentase sebesar 18,6 persen. Kemudian disusul oleh Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul sebesar 17,7 persen.
“Sementara tokoh lainnya mendapat persentase di bawahnya. Seperti Tri Rismaharini 18,3 persen, Khofifah Indar Parawansa 17,9 persen, mantan ketua MK Mahfud MD 5,6 persen, Anggota DPR dan Artis Anang Hermansyah 3,9 persen dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, 3,7 persen, serta Nurhayati Ali Assegaf 2,1 persen,” paparnya.
Selain itu, IDM juga menilai elektabilitas tokoh-tokoh tersebut, dan jawaban masyarakat Jawa Timur pun mengerucut pada hanya 4 nama, mereka adalah Gus Ipul, Tri Rismaharini, La Nyalla Matalitti, dan Khofifah Indar Parawansa.
“Hanya La Nyalla dan Tri Rismaharini yang bukan berlatar belakang politisi. Sementara Khofifah dan Syaifullah Yusuf adalah mereka yang meniti karir sebagai politisi tulen,” ujar Fahmi.
Hal itu berarti, ada hubungan secara linear antara sosok kandidat Gubernur Jawa Timur yang diinginkan oleh masyarakat dengan pilihan masyarakat terhadap tokoh yang akan diuji ini.
Dalam jawaban survei ditemukan bahwa tokoh yang berlatar politisi hanya diinginkan sebanyak 4,2 persen, sementara tokoh berlatarbelakang profesional sebanyak 25,2 persen, pengusaha 26,9 persen, untuk tokoh masyarakat dan agama 16,3 persen. Lalu tokoh yang berlatar belakang TNI/ Polri/ PNS sebanyak 10,3 persen, sementara sisanya lebih memilih jabatan lainnya.
“Jadi pemilihan gubernur akan sangat bersaing dari keempat tokoh tersebut. Dan La Nyalla yang merupakan pendatang baru dalam kontes Pilkada punya potensi menang di Pilgub Jawa Timur,” jelas Fahmi.
“Dan ini sangat erat hubungan nya dengan pilihan Masyarakat (tingkat elektabilitas) terhadap tokoh-tokoh yang di uji, dimana pilihan masyarakat sudah jenuh terhadap tokoh politisi yang selalu ikut dalam perhelatan Pilkada seperti Syaifullah Yusup dan Khofifah selama ini di Jawa Timur,” tambah Fahmi. ( Whd/pril )